Al-Amin, Muhammad (2023) Pembacaan Q.S. Yasin pada Banyu Mandi Pangantin (Desa Nyali Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (51kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (336kB)
	Text BAB I.pdf Download (544kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (737kB)
	Text BAB III.pdf Download (502kB)
	Text BAB IV.pdf Download (508kB)
	Text BAB V.pdf Download (336kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (448kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Al-Qur'an menjelaskan bahwa Perkawinan ialah suatu yang sakral yaitu menyatukan kedua belah pihak laki-laki dan perempuan dengan tujuan ibadah kepada Allah. Pembacaan surah Yasin digunakan dalan proses Mandi Pengantin yang bertujuan untuk mendapat berkah dari-Nya. Maka dalam fenomena ini membutuhkan kajian Living Al-Qur‟an untuk mengkaji lebih dalam pembacaan QS. Yasin, selain mencari berkat AlQur‟an dalam proses pelaksanaan mandipengantin. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana proses, makna dan persepsi Masyarakat dalam pembacaan Q.S Yasin pada banyu mandi pangantin. Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris atau penelitian lapangan (Field research) dan metode yang digunakan peneliti ialah metode kualitatif. Adapun Subjek penelitian ini adalah orang yang mengetahui penerapan pembacaan QS. Yasin pada Banyu Mandi pengantin di Desa Nyali, kec. Muara Uya, yang meliputi Seorang Bidan Kampung, Pelaku Tatacara pemandian Pengantian, dan persepsi Masyarakat umum. Sedangkan, obyek Penelitian ini adalah gambaran pelaksanaan di Desa Nyali Kec. Muara Uya Kab. Tabalong, Tanjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mandi dengan banyu atau air mandi pengantin guna untuk menghormati adat budaya, Adapun makna siraman atau proses Mandi, secara umum adalah ritual yang dilakukan untuk membersihkan jiwa dan raga. Juga merupakan tradisi tolak bala masyarakat Banjar di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan, termasuk Desa Nyali Kec. Muara Uya Kab. Tabalong. Kedua mempelai behias (berdandan cantik), seperti; mengarik kaning (meratakan alis), kasai janar (lulur menggunakan kunyi yang sudah di parut). Ini dilakukan agar saat melangsungkan perkawinan si pengantin lebih cantik/tampan dan bersih, biasa disebut naik sari bagi masyarakat Desa Nyali. Makna yang terkandung dalam memahami tradisi pembacaan surah yasin dalam banyu pangantin ialah bahwa calon mempelai siap untuk menyucikan diri lahir dan bathin. Serta untuk membentengi pengantin dari berbagai gangguan yang tidak diinginkan. Adapun persepsi masyarakat mengenai tradisi mandi pengantin ini menurut bertujuan untuk memebersihkan jiwa calon pengantin yang bertujuan agara keburukan yang ada dalam diri pengantin tersebut hilang, diharapkan agar seteleh melakukan mandi pengantin tersebut menjadi lebih baik lagi, dan berkah dalam menjalani suatu kehidupan yang dijalani bersama pasangannya. Persepsi masyarakat Nyali dalam memahami pembacaan surah Yasin pada banyu mandi pengantin ini adalah sebagai sebuah tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang dahulu dan diturunkan ke generasi-generasi selanjutnya hingga sekarang.

Actions (login required)

View Item