Ridhani, Muhammad Rizqi (2023) Pandangan Masyarakat Banjar Terhadap Tradisi Batajak Tihang Rumah di Kelurahan Kuin Utara Kecamatan Banjarmasin Utara. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN.pdf Download (268kB)
	Text AWAL.pdf Download (3MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (184kB)
	Text BAB 1.pdf Download (743kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (650kB)
	Text BAB 3.pdf Download (274kB)
	Text BAB 4.pdf Download (918kB)
	Text BAB 5.pdf Download (247kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (423kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (703kB)

ABSTRAK

Tradisi batajak tihang rumah merupakan tradisi didalamnya terdapat ritualritual sebelum membangun rumah. Mulai dari hal yang berkenaan dengan bidang tanah untuk dijadikan lokasi rumah, menentukan waktu, proses pelakasanaan, dan acara selamatan hingga mendiami rumah baru. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pelaksanaan tradisi batajak tihang rumah di Kelurahan Kuin Utara dan bagaimana pandangan masyarakat Banjar terhadap tradisi batajak tihang rumah. Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research). Bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan antropologi. Adapun subjek penelitian ini adalah masyarakat dan tokoh agama. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran tradisi batajak tihang rumah melalui beberapa tahapan yaitu: tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan. Tahap perencanaan dimulai dengan musyawarah keluarga sebelum mencari lahan. selanjutnya tahap persiapan, pemilihan lahan dan perlengkapan rumah disiapkan. Tradisi batajak tihang rumah dilakukan di lantai rumah yang sedang dibangun, dengan pemasangan tihang-tihang pokoknya. Pelaksanaan dimulai pada malam hari setelah pelaksanaan shalat magrib dan shalat hajat berjamaah, dilanjutkan dengan selamatan. Rumah yang akan diletakkan tihang dijaga hingga subuh, kemudian tihang didirikan setelah sholat subuh dengan membacakan surah alFatihah dan sholawat. Tradisi ini diyakini dapat menciptakan kenyamanan dalam rumah, melindungi dari bahaya dan gangguan makhluk halus, serta memberikan keselamatan dunia-akhirat, serta keharmonisan bagi penghuninya. Adapun pandangan masyarakat terhadap tradisi batajak tihang rumah yaitu bervariatif. Ada yang berpandangan bahwa tradisi batajak tihang rumah harus dilaksanakan karena merupakan tradisi turun temurun dari leluhur, perwujudan akan patuh terhadap perintah orangtua, serta keyakinan akan dijauhkan dari bencana. Juga terdapat pandangan yang beranggap bahwa tidak ada masalah jika tradisi batajak tihang rumah tidak dijalankan, karena tradisi tersebut hanya relevan bagi mereka yang masih mempercayai nilai-nilai leluhur dan adat istiadat lama. Banyak individu yang lebih cenderung menginginkan rumah yang dibangun dengan metode yang lebih praktis.

Actions (login required)

View Item