Hady, Alpiannoor (2024) Pandangan Masyarakat Tentang Budaya Berpakaian Kelompok Salafi di Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin Selatan. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text 190103010103-Alpiannoor hady-Pernyataan Keaslian Tulisan.pdf Download (205kB)
	Text 190103010103-Alpiannoor hady-Awal.pdf Download (1MB)
	Text 190103010103-Alpiannoor hady-Abstrak.pdf Download (316kB)
	Text ALPIANNOOR HADY-BAB I.pdf Download (552kB)
	Text ALPIANNOOR HADY-BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (723kB)
	Text ALPIANNOOR HADY-BAB III.pdf Download (536kB)
	Text ALPIANNOOR HADY-BAB IV.pdf Download (611kB)
	Text ALPIANNOOR HADY-BAB V.pdf Download (412kB)
	Text 190103010103-Alpiannoor hady-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (518kB)
	Text 190103010103-Alpiannoor hady-LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Agama Islam mengajarkan bagi laki-laki untuk menutup auratnya dari bagian pusar sampai lutut sedangkan bagi perempuannya dari ujung rambut hingga ujung kaki kecuali wajah dan telapak tangan. Dalam hal pakaian ini terdapat perbedaan cara menggunakan pakaian tersebut, Salah satu perbedaan dalam hal pakaian ada pada kelompok Salafi di masjid Imam Syafi’i. ada yang menggunakan celana cingkrang dan berjanggut bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan ada yang menggunakan pakaian tertutup serba hitam dan ada juga yang menggunakan cadar. Dalam hal ini terdapat perbedaan pandangan dari masyarakat sekitar mengenai cara pakaian kelompok Salafi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran budaya berpakaian kelompok Salafi serta pandangan masyarakat terhadap budaya berpakaian kelompok Salafi di Kota Banjarmasin. Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research), dan bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan antropologi serta pendekatan normatif. Adapun subjek yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar Pemurus Dalam. Untuk mengumpulkan data ini peneliti menggunakan teknik yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat sependapat dengan budaya berpakaian kelompok Salafi sesuai atau tidaknya dipakai itu tergantung dengan keyakinan masing-masing. apabila hal tersebut mengandung kebaikan, maka harus disetujui dan diterima. Ada juga masyarakat yang berbeda pendapat dalam hal budaya berpakaian kelompok Salafi. Bagi mereka budaya berpakaian kelompok Salafi berbeda dengan masyarakat sekitar, bagi laki-laki kelompok Salafi mereka sering menggunakan celana cingkrang dalam kegiatan sehari-hari. Bagi perempuan kelompok Salafi mereka sering menggunakan pakaian tertutup berwarna hitam dan menggunakan cadar. Masyarakat merasa canggung dan takut kepada orang yang menggunakan celana cingkrang dan yang menggunakan baju tertutup sama bercadar, ditakutkan seorang laki-laki bisa menyamar menjadi perempuan dengan menggunakan baju tertutup berwarna hitam dan bercadar dengan maksud yang tidak baik, sehingga sangat sulit membedakan antara itu laki-laki atau perempuan. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor kurangnya interaksi antara masyarakat Pemurus Dalam dengan kelompok Salafi. Kurangnya komunikasi juga berdampak bagi pemahaman masyarakat sekitar tentang budaya berpakaian kelompok Salafi di masjid Imam Syafi’i Pemurus Dalam.

Actions (login required)

View Item