Zaim, Muhammad (2023) Lembaga Pendidikan Islam di Kalimantan Selatan pada Masa Orde Baru. Disertasi, Pascasarjana.

	Text 1. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (169kB)
	Text 2. AWAL.pdf Download (1MB)
	Text 3. ABSTRAK.pdf Download (191kB)
	Text 4. BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (616kB)
	Text 5. BAB II KAJIAN PUSAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text 6. BAB III METODELOGI PENELITIAN.pdf Download (470kB)
	Text 7. BAB IV PEMAPARAN DATA.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)
	Text 8. BAB V ANALISIS DATA.pdf Restricted to Repository staff only Download (562kB)
	Text 9. BAB VI SIMPULAN.pdf Download (17kB)
	Text 10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (257kB)
	Text 11. LAMPIRAN.pdf Download (257kB)

ABSTRAK

Masyarakat Kalimantan Selatan memiliki perhatian tinggi terhadap lembaga pendidikan Islam. Perhatian tersebut juga terjadi pada masa orde baru. Perkembangan lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Selatan pada masa Orde Baru bersentuhan secara langsung dengan kebijakan secara umum pemerintahan Orde Baru yang bersifat doktrinisasi, yaitu sebuah sistem yang memaksakan paham-paham pemerintahan agar mengakar kepada semua kalangan anak di Indonesia maupun di Kalimantan Selatan. Kondisi tersebut juga akan memberikan dampak yang berbeda pada perkembangan lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan secara detail keadaan Lembaga Pendidikan Islam di Kalimantan Selatan pada masa Orde Baru Awal 1965-1974, perkembangan, dan tantangan Lembaga Pendidikan Islam pada masa tersebut Penelitian ini merupakan historical research, dengan menggunakan lima tahap penelitian sejarah, yaitu : pemilihan topik, pengumpulan data (heuristic), verifikasi, interpretasi, dan penelitian (historiografi). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen dan wawancara. Sedangkan teknik pengolahan data meliputi: editing, klasifikasi, dan interpretasi. Selanjutnya untuk analisis data digunakan metode deskriptif analitik. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan, 1) perkembangan lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Selatan pada masa orde baru awal 1965-1974 yaitu; (a) Banyak lembaga pendidikan Islam yang berkiblat ke Pondok Pesantren Darussalam Martapura. lembaga pendidikan Islam tersebut didirikan oleh alumni pondok pesantren Darussalam maupun yang mengadopsi kurikulum yang dipakai di Pondok Pesantren Darussalam tersebut. (b) Lembaga pendidikan Islam yang berkiblat pada Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. Kebanyakan Pondok Pesantren yang berkiblat pada Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai karena didirikan atau diketuai oleh orang yang sama yaitu Tuan Guru KH. Abdurrasyid. (c) Lembaga pendidikan Islam di Kalimantan yang berbentuk PGA. Dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu lembaga pendidikan Islam yang semenjak berdiri sudah berbentuk PGA dan lembaga pendidikan Islam yang awalnya berbentuk pesantren berubah atau menambahkan unit pendidikannya dengan PGA. (d) lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah jalur sungai. Yang dimaksud disini adalah pondok pesantren yang letak atau lokasinya berada di pinggir sungai. Dulunya untuk Lembaga pendidikan Islam yang berada di pinggir jalur sungai adalah lembaga pendidikan yang maju karena pada saat itu jalur sungai masih menjadi jalur transportasi utama bagi masyarakat Banjar. (e) Pondok Pesantren Muallimin Barabai adalah salah satu lembaga pendidikan Islam terbesar di Kalimantan Selatan yang memiliki murid dari berbagai daaerah, yang berbeda dengan saat ini yang mengalami kemunduran dari jumlah peminatnya. (f) Terdapat lembaga pendidikan Islam yang mengalami fase naik turun (g) terdapat tiga geonolgi lembaga pendidikan Islam, yaitu: geonologi Syeh Muhammad Arsyad al-Banjari dan keturunannya, geonolgi al�Azhar Mesir, geonolgi gerakan pembaruan dan pemurnian, (h) hubungan antar lembaga pendidikan Islam dipengaruhi dari beberapa hal, seperti tidak adanya jaringan ulama melalui ikatan kekerabatan seperti di pulau jawa. jaringan ulama pendiri lembaga pendidikan melalui institusi pendidikan, guru atau kyai yang sama dalam suatu pondok pesantren atau suatu tempat pengajian agama, jaringan ulama melalui organisasi, ada beberapa ulama yang berada dalam satu organisasi yang sama. 2) Tantangan lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Selatan pada masa orde baru awal 1965-1974 yakni lulusan beberapa lembaga pendidikan Islam tidak diakui oleh pemerintah Orde Baru karena tidak memasukkan kurikulum pemerintah, kemudian bantuan untuk lembaga pendidikan Islam juga di pengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan serta kondisi politik Soeharto terhadap organisai umat Islam, serta lulusan dari lembaga pendidikan Islam yang diakui oleh pemerintah Orde Baru yang bisa menjadi pegawai Negeri. Meskipun dalam kondisi tersebut, perkembangan yang unik terjadi pada lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Selatan yakni tetap eksis dan memiliki santri yang banyak

Actions (login required)

View Item