Istiqamah, Istiqamah (2024) PEMBACAAN AYAT AL-QUR’AN DALAM TRADISI BASAMBUR BANYU: STUDI TERHADAP PRAKTIK PENGOBATAN HJ. MASDINAH DI DESA PIYAIT KEC. AWAYAN KAB. BALANGAN. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (232kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (129kB)
	Text BAB I.pdf Download (242kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (346kB)
	Text BAB III.pdf Download (124kB)
	Text BAB IV.pdf Download (451kB)
	Text BAB V.pdf Download (102kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (164kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Al-Qur’an berperan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Keberagaman fungsi Al-Qur’an salah satunya adalah sebagai syifâ (penawar/obat). Kemukjizatan Al-Qur’an pada realitas kehidupan menunjukkan eksistensi dan signifikansinya terhadap berbagai macam praktik manusia. Salah satunya adalah mengamalkan ayat Al-Qur’an sebagai media penyembuhan dan terapi berbagai macam penyakit. Ketika Al-Qur’an dipakai oleh masyarakat, maka Al-Qur’an tersebut mengalami pergeseran paradigma sehingga diperlakukan, diimplementasi, dan diekspresikan berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman masing-masing. Fenomena interaksi masyarakat Muslim terhadap Al-Qur’an dalam ruang-ruang sosial ternyata sangat dinamis dan variatif. Seperti halnya dalam penelitian ini, yaitu tentang bagaimana pemahaman pembacaan ayat Al-Qur’an dalam tradisi basambur banyu sebagai pengobatan yang dipraktikkan oleh HJ. Masdinah. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research). Adapun metode yang digunakan adalah kualitatif dengan memakai analisis deskriptif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang ditujukan untuk memahami fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa resepsi ayat Al-Qur’an Hj. Masdinah berupa resepsi eksegesis dan resepsi fungsional. Ketika Al-Qur’an diresepsi secara eksegesis oleh Hj. Masdinah, maka indikatornya adalah pemahaman Hj. Masdinah yang kemudian terwujud dalam perilaku praktik pengobatannya. Kemudian bagi masyarakat bahwa Al-Qur’an diresepsi secara fungsional, sehingga mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diyakini memiliki fungsi sebagai obat penyakit. Selain itu, juga sebagai perlindungan dari hal-hal buruk atau gangguan gaib, pemulihan (recovery) dari sakit sebelumnya, dan memberi ketenangan serta ketentraman hati. Hal-hal tersebut diyakini, karena adanya pemaknaan ayat Al-Qur’an yang tidak hanya pengacu pada pemahaman atas pesan secara tekstualnya, akan tetapi berlandaskan adanya keyakinan bahwa ayat-ayat AlQur’an mempunyai fadhîlah-fadhîlah yang luar biasa untuk digunakan dalam kehidupan.

Actions (login required)

View Item