Maulana, Maulana (2024) “Kepercayaan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kelambu Kuning di Desa Sapala Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN_Maulana.pdf Download (135kB)
	Text AWAL_Maulana.pdf Download (698kB)
	Text ABSTRAK_Maulana.pdf Download (90kB)
	Text BAB I_Maulana.pdf Download (343kB)
	Text BAB II_Maulana.pdf Restricted to Repository staff only Download (251kB)
	Text BAB III_Maulana.pdf Download (246kB)
	Text BAB IV_Maulana.pdf Download (304kB)
	Text BAB V_Maulana.pdf Download (10kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA_Maulana.pdf Download (219kB)
	Text LAMPIRAN_Maulana.pdf Download (725kB)

ABSTRAK

Kepercayaan dan perilaku masyarakat terhadap kelambu kuning di Desa Sapala, Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara.yang telah menjadi budaya dan dipengaruhi oleh ritual kepercayaan yang diwariskan secara turun�temurun dengan bentuk ritual mengantar sesajen. Hal ini tentu tidak terlepas dari asal mula, kejadian-kejadian aneh yang dialami oleh sebagian masyarakat, di mana setiap keyakinan tidak terlepas dari adanya kepercayaan animisme dan dinamisme yang mendasarinya. Adapun kepercayaan dan perilaku ini sebagai penghormatan kepada para leluhur (padatuan) mereka yang sebelumnya juga melaksanakan. Dengan demikian keyakinan tersebut menunjukkan adanya kepercayaan bahwa kelambu kuning tersebut dihuni oleh mahkhluk gaib (halus) yang mampu mendatangkan kebaikan dan keburukan pada manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana asal-usul kelambu kuning dan gambaran umum batu dua baranak dan juga bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap kelambu kning serta bagaimana perilaku masyarakat terhadap kelambu kuning. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif lapangan (field research) melalui jenis pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan sebuah fenomena secara detail. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa asal-usul kelambu kuning tidak terlepas dari para leluhur (padatuan) mereka yang menemukan dan mendapatkan isyarat lewat mimpi bertemu dengan sosok orang gaib yang berwujud batu. Batu tersebut dikenal oleh masyarakat dengan sebutan batu dua baranak yang memiliki kekuatan mistis. Begitu juga, masyarakat mempercayai kelambu kuning sebagai tempat keramat dan adanya makhluk gaib sebagai penghuninya dan bentuk perilaku masyarakat ialah dengan mengantar sesajen (bebari-bari) ke kelambu kuning yang diwariskan kepada anak cucu meraka secara turun-temurun. Bagi masyarakat yang berperilaku demikian dengan harapan agar terhindar dari gangguan makhluk gaib dan dipercayai sebagai alternatif pengeobatan. Adapun perilaku masyarakat yang mempercayai kelambu kuning tersebut didorong oleh adanya berbagai alasan yang mendasarinya yaitu, panas badan yang tak sembuh-sembuh, jika akan melaksanakan acara perkawinan, dan jika akan melaksanakan acara mandi tujuh bulan (bapapai)

Actions (login required)

View Item