Rasyid, Muhammad (2024) Studi Relasi Agama dan Sains pada Fatwa-Fatwa Falakiyah Majelis Ulama Indonesia Tahun 1976 - 2010. Disertasi, Pascasarjana.

	Text 1. Pernyataan Keaslian.pdf Download (657kB)
	Text 2. Halaman Awal.pdf Download (442kB)
	Text 3. Abstrak.pdf Download (268kB)
	Text 4. Bab I.pdf Download (248kB)
	Text 5. Bab II.pdf Restricted to Repository staff only Download (453kB)
	Text 6. Bab III.pdf Download (337kB)
	Text 7. Bab IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (739kB)
	Text 8. Bab V.pdf Download (66kB)
	Text 9. Daftar Pustaka.pdf Download (258kB)
	Text 10. Lampiran.pdf Download (856kB)
	Text 10. Lampiran (1).pdf Download (913kB)

ABSTRAK

Persoalan falakiyah atau persoalan ibadah yang menyangkut benda-benda langit telah melahirkan beragam pandangan para tokoh dan ulama mengenai peran sains di dalamnya. Sebagian ulama berupaya mempertimbangkan sains, sedangkan sebagian yang lain menolak kehadiran sains di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran dan pertimbangan sains serta paradigma relasi agama dan sains yang terbangun pada fatwa-fatwa falakiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penelitian ini juga melakukan kajian secara komprehensif tentang aspek metodologis penetapan fatwa falakiyah MUI dan pengaruh faktor sosio-politik terhadap penetapan fatwa falakiyah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif/kepustakaan (library research) yang menerapkan pendekatan ushūl fiqh, astronomis, historis dan sosiologis. Sumber data penelitian diperoleh dari dokumen fatwa-fatwa falakiyah MUI sejak tahun 1976-2010. Data-data penelitian kemudian dianalisis dengan metode analisis konten (content analysis). Penelitian ini menghasilkan tiga temuan yaitu: Pertama, dalam menetapkan fatwa�fatwa falakiyah, MUI menggunakan dua prosedur ijtihad yaitu ijtihād komparatif-selektif (mengambil pendapat ulama yang terkuat) dan konstruktif-inovatif (merumuskan ijtihad baru). Selain itu, terdapat beberapa faktor sosiologis dan politik yang mempengaruhi MUI dalam menetapkan fatwa-fatwa falakiyah diantaranya adalah tendensi untuk memberikan dukungan terhadap kebijakan pemerintah, keinginan untuk menjawab persoalan-persoalan kontemporer, upaya untuk mengintegrasikan antara dalil agama dan temuan sains, mewujudkan persaudaraan antar umat Islam dan harapan agar diterima oleh kelompok�kelompok Islam di Indonesia. Kedua, pada fatwa-fatwa falakiyah, sains mempunyai tiga peran, yaitu (1). Untuk merasionalisasikan permasalahan-permasalahan yang tidak bisa dijelaskan dengan perspektif Ilmu Agama; (2). Kajian sains dan dalil agama secara bersama-sama berperan sebagai konsideran dalam penetapan fatwa; (3). Sains berperan sebagai konsideran fatwa sekaligus menjadi dasar perubahan fatwa sebelumnya. Namun demikian tidak semua fatwa falakiyah mempertimbangkan sains dalam konsideran fatwanya. Ketiga, Tidak konsistennya pertimbangan kajian-kajian sains dalam penetapan fatwa menjadikan pola relasi agama dan sains yang terjalin dalam fatwa-fatwa falakiyah MUI bervariasi mulai dari relasi konflik, independen, dialog hingga integrasi. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak konsistennya pertimbangan sains pada fatwa�fatwa falakiyah diantaranya adalah faktor sosial politik, ideologi keagamaan, aspek kemaslahatan, dan pandangan MUI terhadap peran sains dalam agama

Actions (login required)

View Item