Salman, Salman (2015) Studi Kasus Keharmonisan Pada Pasangan Menikah yang Belum Memiliki Keturunan. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

Preview	Text PERNYATAAN.pdf Download (762kB) | Preview
Preview	Text AWAL.pdf Download (419kB) | Preview
Preview	Text ABSTRAK.pdf Download (309kB) | Preview
Preview	Text BAB I.pdf Download (368kB) | Preview
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (504kB)
Preview	Text BAB III.pdf Download (104kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (196kB) | Preview
Preview	Text BAB V.pdf Download (328kB) | Preview
Preview	Text BAB VI.pdf Download (88kB) | Preview
Preview	Text LAMPIRAN.pdf Download (240kB) | Preview

ABSTRAK

Salman:100141088, Studi Kasus Keharmonisan Pada Pasangan Menikah yang Belum Memiliki Keturunan, Skripsi,2015, Pembimbing: (1) Dra. Hj. Siti Faridah, M.Ag, (2) Yulia Hairina, M. Psi. Kata kunci: keharmonisan, menikah, tanpa keturunan. Setiap pasangan yang telah menikah pasti sangat mendambakan kehadiran keturunan atau seorang anak dalam keluarganya. Anak adalah buah hati hasil perkawinan antara suami istri, sehingga keluarga tanpa anak terasa ada yang kurang. Untuk mempunyai anak tidaklah mudah bagi sejumlah pasangan. Ada yang mungkin mengalami kesulitan sehingga walaupun telah bertahun-tahun menikah namun belum dikaruniai buah hati. Keberadaan anak dalam sebuah rumah tangga bukan satu-satunya faktor yang membuat keluarga itu harmonis. Pada kenyataanya ada saja keluarga yang belum memiliki keturunan namun tetap bahagia dan rumah tangganya pun tetap terjalin harmonis. Dari pokok permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keharmonisan pasangan menikah yang belum mempunyai keturunan, juga faktor apa saja yang mempengaruhi keharmonisan pasangan menikah yang belum mempunyai keturunan. Penelitian ini adalah penelitian lapangan studiy kasus dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (spesifik) dan observasi. Adapun kriteria subjek penelitian yaitu: pasangan suami istri yang telah menikah selama ± 5 tahun dan belum mempunyai keturunan kemudian memiliki keharmonisan dalam rumah tangga. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga pasang suami stri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penelitian ini menunjukan bahwa keharmonisan pasangan menikah pada subjek DP dan KR yang belum mempunyai keturunan sudah mampu memperlihatkan dan menerapkan dalam keluarganya sikap saling menghargai, memahami, saling menerima, saling mencintai, selalu berusaha menjaga keutuhan dalam keluarganya, saling tolong menolong antar suami dan istri dan tidak saling menyalahkan jika terjadi masalah dalam keluarga. Adapun dengan subjek SM dan RI, Pada dasarnya keharmonisan keluarga mereka tergambar karena mereka selalu mensyukuri dengan kekuranganya yang sekarang, punya rumah, pasangan yang baik, saling jujur dalam hal apapun. Sedangkan keharmonisan keluarga yang terjalin pada subjek yang ke-3 yaitu VW dan DK, mereka berdua selalu saling memahami satu sama lain sehingga jika terjadi masalah dalam rumah tangga, maka mereka menyelesaikannya dengan baik tanpa mengurangi keharmonisan dalam keluarganya. Terkait dengan faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga pada pasangan DP dan KR, RI dan SM serta VW dan DK hampir sama yaitu karena semua pasangan saling menerima kekurangan masing-masing. Pasangan suami istri pada subjek DP dan KR mereka saling memahami, menerima dan saling jujur. Pada pasangan suami istri RI dan SM mereka saling menasehati, menerima dan tidak saling menyalahkan. Pada pasangan VW dan DK mereka sebelum menikah sudah saling berkometmen, jujur, menerima dan saling melengkapi.

Actions (login required)

View Item