Juwita, Juwita (2015) Konsep Pendidik Menurut Al-Mawardi (364 H-450 H) Dalam Kitab Adab ad Dunya wa ad Din. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Preview	Text Bab I.pdf Download (231kB) | Preview
Preview	Text Bab IV.pdf Download (116kB) | Preview

ABSTRAK

Pendidik merupakan bagian terpenting dalam pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Dalam menggali konsep-konsep pendidik yang ditawarkan oleh ulama Muslim dan/atau ilmuwan Barat, yang perlu dipertimbangkan adalah muatan moral dan rasionalnya. Mengadopsikan siapapun (termasukpendidik) yang hanya bermuatan moral, akan berimbas pada tumpulnya sebuah daya kreativitas rasional dalam pendidikan (Islam). Begitu juga sebaliknya, mengadops pemikiran yang hanya bermuatan rasional tanpa mempertimbangkan muatan moralnya, akan berimplikasi pada keringnya perilaku moral, dan ini akan berefek pada krisis sosial. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan antara keputusan moral dan rasional dalam pendidikan (Islam). Dari situ, menarik untuk meneliti konsep pendidik dalam perspektif Al-Mawardi, yang memang secara esensial mempertimbangkan aspek moral dan rasional dalam ulasan-ulasan pemikirannya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan metode kualitatif-deskriptif. Sumber data primer yang diteliti adalah kitab Adab ad Dunya wa ad Din karya Al-Mawardi, serta data lain yang relevan dengan tema skripsi ini. Untuk menggali datanya, maka penulis menggunakan teknik dokumentasi pada kitab-kitab, buku-buku, artikel dan internet. Langkah awal dari penelitian ini adalah mencermati kajian-kajian dari pemikiran Al-Mawardi, menghimpun data primer yaitu kitab Adab ad Dunya wa ad Din. Kemudian penulis juga mendeskripsikan tentang tokoh dan menela’ah karya-karya lain, sehingga dapat dianalisis serta diperkuat dari pemikiran tokoh lainnya dan ditemukan hasilnya yang berupa kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Al-Mawardi dalam kitab Adab ad Dunya wa ad Din, pendidik dalam menjalankan tugasnya harus memiliki etika, baik itu terhadap dirinya sendiri, peserta didik, dan proses pembelajaran. Yaitu bersikap rendah hati (tawadhu’), dan menghindari rasa bangga dan kagum terhadap diri sendiri (‘ujub), ikhlas, memiliki kejujuran dan keinginan untuk selalu belajar, menguasai ilmu yang diajarkan, memberi teladan, tidak kikir dalam mengajarkan ilmunya, memahami psikologi perkembangan peserta didik dan mengetahui latar belakang kepribadian peserta didik, memberi nasihat, menyayangi, tidak berbuat kasar, dan memudahkan peserta didik dalam memperoleh ilmu.

Actions (login required)

View Item