Ariyanti, Ariyanti (2015) Profesi Pengemis Sebagai Sumber Pendapatan (Analisis Perilaku Masyarakat Usia Produktif). Skripsi, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam.

Preview	Text 9. BAB I Skripsi Yanti.pdf Download (326kB) | Preview
Preview	Text 12. BAB IV Skripsi Yantie.pdf Download (281kB) | Preview

ABSTRAK

Aryanti. 2014. ”Profesi Pengemis Sebagai Sumber Pendapatan (Analisis Perilaku Masyarakat Usia Produktif).” Skripsi Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam. Pembimbing: (I) Drs. H. M. Nur Maksum M.S.I (II) Dr. Muhaimin, S.Ag, M.A. Pengemis sebagai masalah sosial yang cukup signifikan, sudah menjadi permasalahan di dalam masyarakat dan memunculkan perbedaan pendapat tentang bagaimana cara menanggulanginya dan siapa yang bertanggung jawab atas mereka. Berbagai solusi dan kebijakan sudah dikemukakan, namun seolah-olah solusi dan kebijakan itu tidak terlalu memberikan dampak yang optimal karena pada kenyataan jumlah pengemis terus saja meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat masyarakat usia produktif menjadikan profesi pengemis sebagai sumber pendapatannya tanpa mau mengusahakan pekerjaan lain yang lebih baik. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseach) dalam bidang ekonomi Islam yang bersifat deskriptif kualitatif. Dalam pengambilan data penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara, setelah data terkumpul hasilnya diolah dengan teknik koleksi data, editing, dan interpretasi. Kemudian dianalisis secara kualitatif berdasarkan teori yang berkaitan dengan objek penelitian, dan subjek penelitian ini adalah 10 orang pengemis usia produktif tanpa cacat fisik, yang terdiri dari 3 orang laki-laki, 7 orang perempuan yang 2 di antaranya merupakan penduduk luar daerah Banjarmasin. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa banyaknya jumlah pengemis di Banjarmasin yang terus meningkat adalah dikarenakan faktor mental yang lemah dan budaya malas yang tertanam dalam diri mereka serta rendahnya etos kerja yang dimiliki, sehingga walaupun masih dikategorikan sebagai usia produktif, banyak pengemis yang tidak mau melakukan pekerjaan lain yang lebih baik dari mengemis. Walaupun upaya pemerintah dengan memberikan bantuan modal usaha bagi pengemis penduduk lokal sudah terealisasi, namun hal itu masih saja tidak mempengaruhi motivasi dalam diri mereka untuk berwirausaha dan bekerja tanpa harus selalu bergantung pada pemberian dan belas kasihan orang lain. Selain itu juga warga kota Banjarmasin yang selalu mau memberi dan terkenal dermawan membuat mereka semakin malas berusaha dan tergantung pada hasil mengemis, selain itu juga akan mengundang banyaknya jumlah pengemis dari luar daerah yang juga akan ikut mengemis di Banjarmasin.

Actions (login required)

View Item