Najiroh, Siti (2016) Tradisi Membangun Rumah di Desa Sungai Rangas Ulu Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (192kB)
	Text AWAL.pdf Download (198kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (7kB)
	Text BAB I.pdf Download (262kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (221kB)
	Text BAB III.pdf Download (263kB)
	Text BAB IV.pdf Download (211kB)
	Text BAB V.pdf Download (160kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (163kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (160kB)

ABSTRAK

Siti Najiroh, 1201411300, Tradisi Membangun Rumah di Desa Sungai Rangas Ulu Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar. Pembimbing 1. Dra. Hj. Nurul Djazimah, M.Ag. Pembimbing 2. Drs. Basrian, M.Fil, I. Kata Kunci : Tradisi Membangun Rumah Tradisi membangun rumah di Desa Sungai Rangas Ulu ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan ketika ada masyarakat yang membangun rumah, dan sudah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang. dari sini penulis ingin mengangkat judul tersebut karena ada beberapa pokok permasalahan terkait dengan antar kepercayaan agama islam dan tradisi membangun rumah tersebut. Dalam penelitian ini yang diangkat ialah permasalahan antara keterkaitan kepercayaan yang masih mengandung mistik dengan latar belakang nenek moyang dengan ajaran agama islam, kemudian penulis juga mengangkat sebagian besar tradisi membangun rumah sehingga menjadi sebuah pengetahuan. Kemudian metode penelitian penulis dalam karya ilmiah ini adalah penelitian lapangan (field Research) dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber dan melalui wawancara dengan berbagai responden dan informan. Dari data yang sudah diperoleh, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa antara tradisi membangun rumah di Desa Sungai Rangas Ulu dengan ajaran Islam ada yang bertentangan dan ada yang tidak. Yang bertentangan yaitu meliputi, kepercayaan mengenai bulan dan hari yang baik untuk membangun rumah dan keprcayaan kepada benda-benda yang memiliki makna tersendiri, seperti pemotongan ayam jantan dan betina ketika hendak mendirikan tiang, mengubur di bawah rumah yaitu : dapur kecil, kuantan, beras sedikit, minyak goreng dimasukkan dalam botol kecil, gula, garam dan air. Ditaruh di atas ketika rumah sudah jadi yaitu: bakul kecil, lipstik, bedak dingin/pupur babiji dan pensil alis. Ketika medirikan tiang rumah, maka tiang rumahnya itu ditaruh lilin, kain kuning, uang perak dan kepala kurung., semuanya dipercayai oleh masyarakat yang melaksanakan tradisi membangun rumah. Sedangkan yang tidak bertentangan yaitu seperti, burdahan dan selamatan pada saat menegakkan tiang, setelah rumah selesai dilakukan shalat hajat.

Actions (login required)

View Item