Emeliana, Emeliana (2017) Persepsi Ulama Kota Banjarbaru Mengenai Ayat-ayat Penyejuk Hati (Telaah al-Qur’an Surah Al-Insyirah: 1-8 dan Al-Fajr: 27-30). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Image PERNYATAAN.jpg Download (1MB)
	Text AWAL.pdf Download (692kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (208kB)
	Text BAB I.pdf Download (486kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (836kB)
	Text BAB III.pdf Download (578kB)
	Text BAB IV.pdf Download (162kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (136kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (918kB)

ABSTRAK

Penelitian ini berangkat dari pandangan akan pentingnya mengkaji persepsi ulama terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang dapat menggetarkan hati seseorang ketika mendengar maupun membacanya yakni ayat-ayat penyejuk hati. Kondisi yang dihadapi Kota Banjarbaru saat ini adalah masih rendahnya pendidikan dan pemahaman agama. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan dengan rumusan masalah yaitu Bagaimana pandangan para ulama di kota Banjarbaru terhadap ayat-ayat penyejuk hati di dalam Al-Qur’an terutama dalam Surah Al-Insyirah: 1-8 dan Surah Al-Fajr: 27-30 dan bagaimana pandangan para ulama di kota Banjarbaru terhadap implementasi ayat-ayat penyejuk hati dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penulis mengadakan penelitian lapangan (field research) dengan data yang diambil berupa persepsi ulama Kota Banjarbaru tentang ayat-ayat penyejuk hati (telaah al-Qur’an surah al-Insyirah: 1-8 dan al-Fajr: 27-30) dan implementasi ayat-ayat penyejuk hati dalam kehidupan sehari-hari sebagai data primer, dan segala hal yang dapat menunjang atau melengkapi pembahasan dalam penelitian ini, baik berupa dokumen, arsip, maupun karya tulis lain yang relevan dengan judul yang akan diteliti sebagai data sekunder. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, yang kemudian akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Adapun hasil penelitian ini adalah: pertama, persepsi ulama Kota Banjarbaru mengenai ayat-ayat penyejuk hati surah al-Insyirah: 1-8 dan al-Fajr: 27-30 yakni surah al-Insyirah: 1-8, membahas kelapangan dada yang diberikan Allah kepada Nabi berupa pangkat kenabian, iman, Islam, serta ma’rifat kepada-Nya. Beban berat yang ditanggung Nabi berupa beban dari dosa-dosa umatnya, sementara Nabi mak’sum dan tugas kenabian. Allah juga meninggikan sebutan nama Nabi dengan menggandengkan nama-Nya dengan nama Nabi yakni ketika azan, iqamah, khutbah jum’at, tasyahud, selawat, dan syahadat. Setiap kesulitan selalu diiringi dengan kemudahan yakni melaluinya dengan kesabaran, optimis, dan istiqamah. Dan seseorang harus menggunakan waktunya sebaik mungkin. Surah Al-Fajr: 27-30, membahas mengenai nafsu yang berarti jiwa, ruh, dan hati. Nafsu dalam ilmu tasawuf ada lima tingkatan nafsu yaitu ammarah, lawwamah, mutmainnah, radiah, dan mardiah. Kedua, implementasi ayat-ayat penyejuk hati ini dalam kehidupan sehari-hari akan berdampak besar terhadap kehidupan yang ia jalani yaitu akan selalu bersabar dalam mengahadapi cobaan, selalu bersyukur dengan apa yang ia miliki, dan pengharapan yang hanya ditujukan kepada Allah.

Actions (login required)

View Item