Susanti, Dwi (2017) Pendidikan al-Qur’an pada Anak Usia Dini Pondok Pesantren Tahfizh al-Qur’anAl-Anshari Banjarmasin. Tesis, Pascasarjana.

	Text Pernyataan.pdf Download (241kB)
	Text Awal.pdf Download (566kB)
	Text Abstrak.pdf Download (198kB)
	Text Bab I.pdf Download (304kB)
	Text Bab II.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text Bab III.pdf Download (99kB)
	Text Bab IV.pdf Download (423kB)
	Text Bab V.pdf Download (143kB)
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (145kB)
	Text Lampiran-Lampiran.pdf Download (583kB)

ABSTRAK

Lembaga pendidikan Tahfizhul Qur’an memiliki karakteristik tersendiri pada kegiatan belajar mengajar, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum lokal. Sistem pembinaan mandiri, pendanaan mandiri tanpa ada keterkaitannya dengan pemerintah, khususnya Kementerian Agama, termasuk pendidikan Tahfizhul Qur’an yang diperuntukkan pada anak usia dini. Berdasarkan hal di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pendidikan al-Qur’an pada anak usia dini pondok pesantren tahfizh al-Qur’an Al-Anshari Banjarmasin, 2) Apa problematika dalam pendidikan al-Qur’an pada anak usia dini pondok pesantren tahfizh al-Qur’an Al-Anshari Banjarmasin, dan 3) Bagaimana mengatasi problematika dalam pendidikan al-Qur’an pada anak usia dini pondok pesantren tahfizh al-Qur’an Al-Anshari Banjarmasin. Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumenter. Analisis dilakukan dengan reduksi, penyajian dan serta penarikan kesimpulan/verifikasi. Uji keabsahan dilakukan dengan teknik triangulasi. Temuan penelitian: 1) Pendidikan al-Qur’an pada anak usia dini, meliputi: tujuan pendidikan adalah mencetak hafidz al-Qur’an; kurikulum yang diterapkan perpaduan antara kurikulum pondok dengan kurikulum madrasah (Kemenag) dengan sistem pendidikannya adalah program tahfizh al-Qur’an; proses pembelajaran diawali persiapan berupa bacaan doa-doadan surah-surah, santri dibagi dalam beberapa kelompok belajar, dipanggil satu persatu maju kedepan dan yang lainnya membaca berkali-kali dengan melihat mushaf; penilaian/evaluasi dilaksanakan setiap kali santri menyetorkan hafalan. Sedangkan penilaian secara komprehensif dilakukan setiap bulan sekali, kemudian menjadi sebuah rapor untuk dilaporkan setiap sebulan kepada orang tua santri. Ketentuan yang digunakan adalah hafal 30 juz dan kerajinan santri dalam menghafal serta akhlaqnya baik dan maksimalnya mendapat nilai A; metode menghafal al-Qur’an tidak ada penyeragaman, metode yang umum digunakan adalah metode tikrar yakni mengulang-ulang hafalan sampai 40 kali; dan langkah menghafal al-Qur’an diawali dengan niat ikhlas karena Allah SWT, shalat dan berdoa, menentukan salah satu metode untuk menghafal al-Qur’an, memperbaiki bacaan al-Qur’an sesuai tajwid, pengulangan hafalan (murajaah); 2) Problematika dalam pendidikan al-Qur’an pada anak usia dini yakni sering lupa, semakin banyak yang dihafal maka hafalan sebelumnya bisa jadi tidak ingat, serta munculnya rasa bosan atau jenuh, motivasi rendah dan kurang fokus; dan 3) Upaya mengatasi problematika dalam pendidikan al-Qur’an pada anak usia dini yakni perlunya bimbingan bagi santri agar mereka betul-betul kuat dan rajin dalam menghafal al-Qur’an.

Actions (login required)

View Item