Fatimah, Fatimah (2019) Aksen Bugis dalam Membaca Alquran di Desa Anjir Serapat Tengah Handil Gardu Kecematan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas, (studi Living Qur’an). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (191kB)
	Text AWAL.pdf Download (752kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (199kB)
	Text BAB I.pdf Download (351kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (643kB)
	Text BAB III.pdf Download (572kB)
	Text BAB IV.pdf Download (364kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (219kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (8kB)

ABSTRAK

Alquran merupakan kitab suci yang dijadikan pegangan hidup oleh semua umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Pada masa Nabi Muhammad Saw, apabila terdapat masalah mengenai Alquran, baik mengenai bacaannya, pengucapannya, maupun maknanya, langsung ditanyakan apabila terdapat ketidak jelasan dan langsung dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw, namun jauh setelah beliau wafat mulailah muncul berbagai macam bacaan Alquran, kerena setiap kabilah maupun bangsa yang ada di tanah Arab memiliki perbedaan aksen. Adapun yang dimaksud aksen dalam pemahaman penulis adalah bahasa atau logat sehari-hari yang kental sehingga mempengaruhi dalam segi pelafalan-pelafalannya. Penelitian ini, termaksud dalam penelitian lapangan (field research), dengan lokasi di desa Anjir Serapat Tengah Handil Gardu kecematan Kapuas Timur kabupaten Kapuas, studi living Qur’an. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, metode penelitian ini digunakan untuk kondisi objek yang alamiah dan memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian adalah orang-orang Bugis di desa Anjir Serapat Tengah Handil Gardu kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Sedangkan objek penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan aksen Bugis dalam membaca Alquran. Sistem pembelajaran orang Bugis yang didapatkan dalam hasil wawancara, dan observasi bahwa sistem pengajaran Alquran dengan cara turun-temurun dalam artian Alquran diajarkan oleh orang tua atau keluarga dekat sperti nenek, saudara ayah atau ibu, dan lain sebagainya, contohnya alif dalam bahasa Bugis Alefu, Dal menjadi Daleng, syin jadi syinu, lam jadi lameng, dan huruf hijaiyah lainnya. Selain itu, cara belajar mengajar Alquran orang Bugis sebelum belajar Alquran mereka harus belajar pijakan awal yaitu menggunakan Korang Kaddang, dalam artian Quran kecil yaitu Alquran yang terdiri surah-surah pendek atau sejenis juz ‘Amma setelah lancar dan khatam barulah menggunakan Korang Lompo dalam artian Qur’an besar, Alquran Mushaf 30 juz. aksen Bugis dalam membaca Alquran, menyebabkan pengaruh dikarenakan beberapa hal, yaitupengaruh terjadi karena pengaruh pelafalan huruf hijaiyah berbasa Bugis serta mengeja Bugis yang diajarkan oleh guru atau orang tua mereka yang tidak semuanya menguasai ilmu tajwid.

Actions (login required)

View Item