Nasrudin, Nasrudin (2021) DAKWAH DAN TRADISI TOLAK BALA DI DESA KUIN BESAR KECAMATAN ALUH-ALUH KABUPATEN BANJAR. Skripsi, Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (266kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (8kB)
	Text BAB 1.pdf Download (315kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (367kB)
	Text BAB 3.pdf Download (128kB)
	Text BAB 4.pdf Download (2MB)
	Text BAB 5.pdf Download (91kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (103kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa Budaya dan Islam itu adalah satu kesatuan. Keduanya saling melengkapi satu sama lain. Islam telah membagi atau mengklasifikasikan budaya menjadi tiga macam yaitu budaya yang bertentangan dengan Islam, budaya yang sebagian bertentangan dengan Islam dan samasekali tidak bertentangan dengan Islam. Salah satu budaya atau tradisi yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam adalah tradisi tolak bala di Desa Kuin Besar Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar yang mana tradisi ini bisa dijadikan sebagai media dakwah. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana prosesi tradisi tolak bala di Desa Kuin Besar Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar, bagaimana pandangan masyarakat terhadap tradisi tolak bala di Desa Kuin Besar Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar dan apa saja nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam tradisi tolak bala di Desa Kuin Besar Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), penulis melakukan observasi untuk menggali data yang terkait dengan Prosesi dan Nilai dakwah yang terkandung di dalamnya. Penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa Ulama, Tokoh masyarakat dan sebagian masyarakat yang mengikuti Tradisi Tolak bala di Desa Kuin Besar Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar. Hasil penelitian ini adalah prosesi tradisi tolak bala ada tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan pascapelaksanaan. Adapun hal yang perlu dipersiapkan yaitu: Perahu, penerangan, pengeras suara, rebana, konsumsi, tapung tawar dan kue surabi. Selanjutnya tahap pelaksanaan ada beberapa tahapan yaitu berkumpul di ujung desa, adzan, lalu membaca yasin dan salawat munjiyat lalu dilanjutkan dengan membaca burdah sambil menyusur sungai, setelah sampai di muara sungai barulah dibacakan doa-doa. yang terakhir yaitu pascapelaksanaan yaitu makan bersama. Adapun pandangan masyarakat terhadap tradisi ini yaitu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, mereka menganggap tradisi tolak bala ialah salah satu bentuk Ikhtiar dan Syukur kepada Allah SWT. Selain itu tradisi tolak bala juga bisa menyiarkan Islam dan tanpa sengaja mengajak masyarakat membaca bacaan-bacaan yang dianjurkan agama Islam. Nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam tradisi ini yaitu mempererat silaturahmi, mengucap rasa syukur, berpakaian yang menutup aurat, tidak meikut sertakan perempuan dalam pelaksanaannya dalam upaya mencegah bercampurnya laki-laki dan perempuan, mengajak masyarakat untuk bersedekah, gotong royong dan melaksanakan musyawarah.

Actions (login required)

View Item