Arfan, Arfan (2023) Pendidikan Agama Islam Anak-Anak Tenaga Kerja Indonesia di Tawau, Sabah (Tinjauan Filosofis, Pedagogis dan Sosiologis). Disertasi, Pascasarjana.

	Text Pernyataan.pdf Download (63kB)
	Text Awal.pdf Download (1MB)
	Text abstrak.pdf Download (330kB)
	Text BAB I.pdf Download (627kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (748kB)
	Text BAB III.pdf Download (417kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Download (593kB)
	Text BAB VI.pdf Download (279kB)
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (498kB)
	Text Lampiran.pdf Download (528kB)

ABSTRAK

Pendidikan agama Islam adalah hak bagi setiap anak-anak muslim, termasuk anakanak TKI. Fakta menunjukkan bahwa anak-anak TKI di Tawau belum mendapat pendidikan agama Islam yang layak akibat keterbatasan guru, fasilitas dan keadaan lingkungan. Lemahnya pendidikan agama Islam akan berdampak buruk bagi kehidupan sosial dan masa depan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: 1) proses pendidikan agama Islam anak-anak TKI di Tawau, 2) pemahaman keagamaan anak-anakTKI di Tawau, 3) pengamalan Agama Islam anak-anak TKI di sekolah, rumah dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada empat sekolah Community Learning Center. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Model Miles dan Huberman dipakai sebagai dasar menganalisis data. Perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi digunakan sebagai teknik memverifikasi keabsahan data. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut; pertama, pembelajaran agama Islam anak-anak TKI dilaksanakan di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat. Pembelajaran agama Islam disampaikan dengan metode ceramah, pembagian tugas dan tanya jawab di sekolah. Pendidikan aqidah, ibadah dan akhlak oleh orang tua dan ustad disampaikan dengan teguran dan nasihat di rumah dan di masjid. Pembelajaran dengan metode tersebut untuk merespon tantangan akan kebutuhan guru dan fasilitas belajar. Kedua, pemahaman keagamaan anak-anak TKI terbentuk dari intraksi tiga lingkungan belajar yaitu sekolab, keluarga dan masyarakat. Sebagian anak-anak memahami bahwa ibadah harian seperti sholat, baca qur’an, baca doa dan akhlak adalah kewajiban dengan konsekuensi pahala bagi yang menjalankan dan mendapat dosa bagi yang meninggalkan. Namun ada beberapa anak yang menganggap bahwa ibadah harian adalah kebutuhan dalam hidup. Ketiga, pengalaman agama Islam anak-anak TKI di sekolah, rumah dan masjid dilakukan dengan pembiasaan dan keteladanan. Guru, orang tua dan ustad membiasakan anak-anak TKI mengerjakan ibadah sholat, mengaji, berdoa dan adab. Perubahan perilaku anak anak didik setelah mendapatkan pengkondisian belajar dari guru dan mendapatkan reinforcement dari orang tua dan ustad. Perilaku beragama anak-anak di Community Learning Center Apas Balung dan Bombalai yang cenderung homogen lebih menonjol bila dibandingkan anak-anak yang belajar di Bambu Kuning dan Tunas Perwira. Keteladanan guru dan semangat keikhlasan dalam mengajar menutupi kekurangan guru dan guru yang tidak memenuhi kualifikasi serta sebagai refleksi semangat Almuhafazah ala Qodimi Assholeh yaitu menjaga nilai-nilai Islam dalam diri anak-anak TKI yang berarti sejalan dengan filsafat pendidikan Islam Almuhafazhah atau dekat dengan pemahaman filsafat Prennialisme.

Actions (login required)

View Item