Damayanti, Anisa (2024) Dinamika Emosi Guru yang Mengajar Anak Autis di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Kota Banjarbaru. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (174kB)
	Text AWAL.pdf Download (770kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (45kB)
	Text BAB I.pdf Download (315kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (521kB)
	Text BAB III.pdf Download (134kB)
	Text BAB IV.pdf Download (437kB)
	Text BAB V.pdf Download (113kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (187kB)
	Text LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Guru yang menghadapi anak autis sangat memerlukan kestabilan perasaan, karena emosi serta perilaku anak autis yang terkadang tidak terkontrol dapat menjadi suatu permasalahan bagi seorang guru dalam proses pengajaran. Namun yang terjadi adalah timbulnya berbagai macam kendala, seperti murid yang tiba-tiba tantrum, atau bahkan murid yang enggan untuk belajar. Hal ini sangat menguji ketahanan sabar seorang guru dan dapat memunculkan dinamika emosi guru tersebut. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui dinamika emosi yang dirasakan oleh guru yang mengajar anak autis, sekaligus faktor yang memunculkan dinamika emosi tersebut. Pendekatan yang digunakan peneliti yakni deskriptif kualitatif dengan pengambilan data melalui proses observasi, wawancara, dan juga dokumentasi kepada dua subjek utama dan empat orang informan pendukung. Peneliti mempergunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman dengan cara kondensasi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Selain itu untuk keabsahan data peneliti memakai triangulasi teknik, dengan menggabungkan tiga cara pengumpulan data yaitu observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti memperoleh hasil dinamika emosi setiap subjek terjadi secara acak sesuai elemen dinamika emosi Robert Plutchik yaitu pada subjek 1 dan 2, kejadian pendorong subjek yang merasa kaget dan bingung secara bersamaan saat mengajar. Kemudian dilanjut pikiran kognitif para subjek untuk merencanakan metode mengajar yang baik, namun pikiran kognitif subjek 2 bahwa subjek berpikir tentang masa depan anak muridnya. Lalu timbul reaksi perasaan subjek 1 dan 2 seperti kesal, marah, sabar bahkan tertawa melihat tingkah laku muridnya. Berlanjut ke fisiologis yang muncul seperti merasa lebih lelah seusai mengajar, lalu ada pula dorongan hati untuk bertindak dari para subjek seperti mengelus kepala, menghela nafas bahkan meninggikan suara ketika berhadapan dengan murid autis. Kemudian hasil dari kejadian pendorong, pikiran kognitif, keadaan perasaan, dorongan hati untuk bertindak diwujudkan para subjek dengan tindakan spontan menenangkan murid ketika tantrum bahkan berusaha menjaga perasaan murid tetap stabil. Akibatnya terjadi perubahan aktivitas sehari-hari subjek 1 dan perubahan pola pikir subjek 2. Faktor penyebab dinamika emosi guru berasal dari internal subjek sendiri yang merasa kondisi hati tidak stabil sebelum mengajar, juga penyebab eksternal diri subjek seperti tingkah murid autis, wali murid yang belum sepenuhnya memahami pembelajaran di kelas, dan kondisi keluarga subjek yang berpengaruh pada emosi subjek

Actions (login required)

View Item