Yunita, Yunita (2016) Persepsi Ulama terhadap Problematik Akhlak Remaja di Desa Tingiran Baru Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala Perspektif Hamka. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (188kB)
	Text AWAL.pdf Download (367kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (86kB)
	Text BAB I.pdf Download (352kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (495kB)
	Text BAB III.pdf Download (371kB)
	Text BAB IV.pdf Download (289kB)
	Text BAB V.pdf Download (140kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (202kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (932kB)

ABSTRAK

Yunita: 1201431387. Persepsi Ulama Terhadap Problematik Akhlak Remaja di Desa Tinggiran Baru Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala Perspektif Hamka. Pembimbing: (1) Dr. Ahmad Syadzali, S. Ag, M. Hum. (2) Abdul Hakim, M. Ag. Kata kunci: persepsi, ulama, problematik akhlak dan Hamka. Penelitian ini bertolak dari fenomena permasalahan akhlak di kalangan remaja yang semakin bertambah. Permasalahan akhlak remaja ini berkembang tidak hanya di wilayah perkotaan, namun juga berkembang di wilayah perdesaan. Adanya perkembangan permasalahan akhlak ini memberikan dampak negatif bagi setiap orang yang berada disekitarnya, walaupun masih ada yang memiliki akhlak mulia. Gambaran akhlak remaja tersebut akan dikaji menggunakan kajian akhlak menurut Hamka. Permasalahan penelitian ini adalah (1) bagaimana persepsi ulama terhadap problematik akhlak remaja di Desa Tinggiran Baru Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala menurut perspektif Hamka? (2) Bagaimana peran ulama dalam membina akhlak remaja di Desa Tinggiran Baru Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala? Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menemukan Persepsi Ulama Terhadap Problematik Akhlak Remaja di Desa Tinggiran Baru Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala Perspektif Hamka. Subjek penelitian ini berjumlah sembilan orang, yaitu empat orang ulama yang memiliki majelis taklim dan empat orang ulama yang tidak memiliki majelis taklim, serta satu orang kepala desa. Teknik yang digunakan dalam memperoleh data yaitu observasi sistematik, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis pendapat Hamka mengungkapkan bahwa akhlak menurut ulama di desa Tinggiran Baru cukup bervariasi, tetapi intinya yakni menyangkut sopan santun, tingkah laku dan tata krama seseorang. Hamka juga menitik beratkan pada kesopanan atau sopan santun. Akhlak mulia dan tercela yang diutarakan ulama sama dengan yang ditegaskan oleh Hamka, seperti di antaranya akhlak mulia: jujur, hati yang bersih dan lain sebagainya. Kemudian, akhlak tercela di antaranya: mengkonsumsi obat-obatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Upaya ulama dalam membina akhlak remaja sejalan dengan Hamka, yaitu dengan cara mendoakannya dan memberi efek jera melalui jalur hukuman (masuk penjara).

Actions (login required)

View Item