Nisa, Khairun (2018) Makna Sabar Pada Guru Pendamping Anak Autis SDN Gadang 2 Banjarmasin. Skripsi, Ushuluddin dan Homaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (222kB)
	Text AWAL.pdf Download (558kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (7kB)
	Text BAB I.pdf Download (408kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (222kB)
	Text BAB III.pdf Download (372kB)
	Text BAB IV.pdf Download (410kB)
	Text BAB V.pdf Download (11kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (224kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (387kB)

ABSTRAK

Autis adalah kategori ketidakmampuan yang ditandai dengan adanya gangguan indrawi, pola bermain dan perilaku emosi. Setiap anak Autis mempunyai kondisi yang berbeda-beda, untuk kondisi Autis berat memiliki perilaku tantrum yang berlebih, yaitu sering menunjukkan perilaku yang negatif pada orang-orang disekitarnya terutama pada guru pendamping anak Autis. Sebagaimana fenomena yang pernah peneliti lihat di SDN Gagang 2 Banjarmasin menunjukkan bahwa beberapa pendamping pernah mendapat perlakuan negatif seperti memukul, teriak-teriak, dan menangis histeris dengan berguling-guling di lantai dan lapangan. Selain itu dari hasil wawancara awal salah satu pendamping juga mengatakan bahwa menjadi pendamping tidaklah mudah harus punya kesabaran dan kerja keras. Demikian dalam hal ini kesabaran tidaklah ada batasnya, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memahami makna sabar pada guru pendamping anak Autis, dan memahami proses mencapai sabar pada guru pendamping anak Autis SDN Gadang 2 Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif studi kasus yaitu metode yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang yaitu pendamping anak autis di SDN Gadang 2 Banjarmasin yang mempunyai karakteristik satu tahun lebih mendampingi satu anak autis. Metode pengumpulan data menggunakan, wawancara semi terstruktur, observasi nonpertisipan dan dokumentasi. Hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan, bahwa semua subjek memaknai kesabaran dengan menerima kondisi anak autis. Adapun perbedaan makna sabar pada subjek L, R, dan RM adalah L lebih menonjolkan sikap menahan marah dengan tetap bersuara nada rendah ketika menegur anak memukul, berteriak dan lari berkeliling lapangan. Subjek R memaknai kesabaran dengan percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik, tetapi tatap berusaha mengubah anak berprilaku baik, peka dan mau merespon, dalam hal ini subjek R lebih berpasrah pada Allah dan menyerahkan semua usaha pada Allah. Sedangkan subjek RM memaknai kesabaran dengan lebih menyayangi anak dan membuat anak merasa nyaman terlebih dahulu. Adapun proses mencapai sabar masing-masing subjek awalnya mereka syok atas keadaan anak karena L tertantang, R merasa empati, dan begitu juga RM maka mereka bertahan menjadi pendamping hingga 1 tahun lebih.

Actions (login required)

View Item