Mahriati, Ike (2018) Pendapat Ulama Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tentang Wakaf Bahan Bakar Minyak. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (198kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (125kB)
	Text BAB I.pdf Download (286kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (454kB)
	Text BAB III.pdf Download (141kB)
	Text BAB IV.pdf Download (426kB)
	Text BAB V.pdf Download (129kB)
	Text DAFTAR PUTAKA.pdf Download (227kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (88kB)

ABSTRAK

Skripsi ini mengangkat permasalahan pendapat ulama Kabupaten Hulu Sungai Tengah tentang wakaf bahan bakar minyak. Dalam sebuah Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf menyebutkan bahwa benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaian tidak dapat diwakafkan, kecuali air dan bahan bakar minyak yang persediaannya berkelanjutan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya perbedaan pendapat ulama yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengenai wakaf dengan benda berupa bahan bakar minyak. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat ulama Kabupaten Hulu Sungai Tengah tentang wakaf bahan bakar minyak dan untuk mengetahui alasan dan dasar dari pendapat ulama tentang wakaf bahan bakar minyak. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif. Penelitian ini berlokasikan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 6 orang ulama di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang telah memenuhi kreteria penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan teknik editing dan katagorisasi. Untuk memperoleh kesimpulan hukumnya, dilakukan analisis secara kualitatif terhadapat data yang didapat. Hasil penelitian ini terdapat 2 variasi pendapat tentang wakaf bahan bakar minyak. Pendapat pertama menyatakan wakaf bahan bakar minyak boleh dan sesuai dengan kriterian/ketentuan wakaf dengan syarat persediaan yang berkelanjutan. Berdasarkan ketentuan Pasal 16 Ayat (3) huruf g UU No. 41 Tahun 2004 menyatakan benda bergerak yang tidak habis karena dikonsumsi adalah yang sesuai dengan ketentuan syariah antara lain kitab dan buku. Ketentuan pembolehan wakaf bakar minyak terdapat pada kitab Fathul Mu’in dan kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu, atas dasar tersebut maka disimpulkan bahwa wakaf bahan bakar minyak diperbolehkan. Pendapat kedua menyatakan wakaf bahan bakar minyak tidak boleh dan menjatuhkan hukumnya menjadi sedekah. Pendapat ini dikarenakan benda berupa bahan bakar minyak merupakan sesuatu yang lekas habis jika digunakan manfaatnya, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan wakaf yang mengharuskan benda wakaf bersifat kekal dan tidak habis sekali pakai serta tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Ayat (5) UU No. 41 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa benda wakaf harus memiliki daya tahan lama.

Actions (login required)

View Item