surawardi, surawardi (2019) Model Pembelajaran Qur’an Hadits Bagi Siswa Tunagrahita di Sekolah Menengah Pertama Luas Biasa. Disertasi, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (208kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (384kB)
	Text BAB I.pdf Download (343kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (362kB) | Request a copy
	Text BAB III.pdf Download (510kB)
	Text BAB IV.pdf Download (925kB)
	Text BAB V.pdf Download (582kB)
	Text BAB VI.pdf Download (126kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (179kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (905kB)

ABSTRAK

Adanya perbedaan karakteristik padasiswatunagrahita dalam belajaragama Islamterutama materi qur’an hadits maka dibutuhkanseorang guru pendidikan agama Islamyangmampu memahami karakteristik mereka. Selain itu juga dibantu denganmodel pembelajaran yang tepat dalampelaksanaannya.Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran qur’an hadits. Tujuannya untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran qur’an haditsbagi siswa tunagrahita di sekolah menengah pertama luar biasa dalam bentuk model analisis silabus, model RPP, model pelaksanaan pembelajaran,dan model evaluasi pembelajaran. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D). Objek penelitian ini adalah model pembelajaran qur’an hadits, sedangkan subjeknya adalah adalah 34 orang siswa tunagrahita yang terdiri dari: 19 orang siswatunagrahita ringan C dan 15 orang siswa tunagrahita sedang C1 disekolah menengah pertama luar biasa dan 1 orang guru sebagai pengajar pendidikan agama Islam, 2 orang observer pendidikan agama Islam, dan 2 orang ahli pembelajaran pendidikan agama Islam. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa model pembelajaran qur’an haditsbagi siswa sekolah menengah pertama luar biasameliputi:1) analisis silabus tetap memperhatikan dan menggunakan silabus yang berlakudengan memperhatikan tunagrahita ringan dan sedang yang dihadapi bisa ditambah ataupun dikurangi.2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaranyang menekankan kepada materi qur’an hadits. 3) Model pelaksanaan pembelajaran ditambah dengan adanya buku penghubung dalam rangka melakukan kegiatan terapis terhadap siswa yang belum mampu sepenuhnya mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.4) Model evaluasi pembelajaran memerlukan penilaian lanjutan yang didukung oleh instrumen penguatan pada saat penilaian tersebut dilaksanakan. 5) Penilaian lanjutan dilakukan berupa Lembar Kerja Tindak Lanjut Pembelajaran.Selanjutnya efektivitas model dapat dikategorikan efektif karena setelah diujicobakan di lapangan, baik dari guru maupun siswa tidak mengalami kendala dalam implementasiannya.

Actions (login required)

View Item