Lathifah, Jauhar (2021) KEBIJAKAN SISTEM ZONASI DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN JENJANG MENENGAH ATAS DI KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR. Skripsi, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text 01 PERNYATAAN.pdf Download (109kB)
	Text 02 AWAL.pdf Download (814kB)
	Text 03 ABSTRAK (IND-ENG).pdf Download (123kB)
	Text BAB I.pdf Download (499kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (382kB)
	Text BAB III.pdf Download (292kB)
	Text BAB IV.pdf Download (480kB)
	Text BAB V.pdf Download (188kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (229kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (6MB)

ABSTRAK

Kebijakan sistem zonasi adalah kebijakan yang mengatur tentang sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berdasarkan jarak terdekat antara tempat tinggal peserta didik dengan lembaga pendidikan yang sudah ditentukan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan kebijakan sistem zonasi di kecamatan Banjarmasin Timur, bagaimana pola pemerataan pendidikan jenjang menengah atas di kecamatan Banjarmasin Timur serta apa saja dampaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan sistem zonasi dan pola pemerataan pendidikan jenjang menengah atas serta dampak yang muncul dari kebijakan sistem zonasi dalam pemerataan pendidikan jenjang menengah atas di Kecamatan Banjarmasin Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif, Objek dalam penelitian ini adalah kebijakan sistem zonasi dalam pemerataan pendidikan jenjang menengah atas di Kecamatan Banjarmasin Timur dan subjeknya adalah Kepala Sekolah, wakasek, guru, dan operator pada sekolah menengah atas negeri di kecamatan Banjarmasin Timur serta siswa yang terkait dalam pelaksanaan kebijakan sistem zonasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penyusunan data menggunakan editing dan kategorisasi. Kemudian di analisis menggunakan analisis deskriptif dan induktif. Hasil penelitian ini dapat simpulan bahwa (1) Pelaksanaan kebijakan sistem zonasi di kecamatan Banjarmasin Timur terlaksana dengan baik, tertib, tidak terjadi kerumunan di kedua sekolah, berhubung dengan kondisi pandemi covid-19, akses pendaftaran pelaksanaan kebijakan sistem zonasi hanya melalui sistem online, jadi para pendaftar hanya mengirim berkas lewat situs yang sudah disediakan pemerintah. Reaksi masyarakat juga sudah tidak terlalu nampak secara terbuka, dikarenakan kritik masyarakat yang pernah ada sebelumnya sudah ditanggapi oleh pemerintah yakni dengan mengurangi kouta zonasi menjadi 50%, dan menambah kouta jalur prestasi menjadi 30%. (2) Pola pemerataan akses pendidikan jenjang menengah atas di kecamatan Banjarmasin Timur dengan sistem zonasi ada dua pola aturan, yaitu tahap klasifikasi wilayah dan tahap seleksi. Akses layanan pendidikan sekolah yang diselenggarakan pemerintah ini terbuka bagi siapa saja yang memenuhi syarat calon peserta didik tanpa di pungut biaya ataupun syarat lainnya. (3) Dampak yang muncul dari kebijakan sistem zonasi dalam pemerataan pendidikan jenjang menengah atas di Kecamatan Banjarmasin Timur dapat di lihat dari dua aspek. a. Berdasarkan aspek sosial budaya yaitu kebijakan sistem zonasi dalam pemerataan pendidikan jenjang menengah atas akan berdampak pada jalinan hubungan atau interaksi peserta didik disekolah yang terbatas hanya dengan lingkungan wilayahnya saja sesuai wilayah zonasi yang sudah ditentukan dan pada tingkat prestasi sekolah, baik penurunan ataupun peningkatan secara akademik dan nonakademik. b. Berdasarkan aspek psikologis yaitu dari tenaga pengajar dan dari peserta didik. 1) Dari tenaga pengajar, kebijakan sistem zonasi dalam pemerataan pendidikan jenjang menengah atas berdampak pada proses pembelajaran siswa yang membuat tenaga pengajar harus mengubah sistem pembelajaran serta beradaptasi kembali dengan keadaan siswa-siswa yang mereka ajar sekarang. 2) Dari peserta didik, kebijakan sistem zonasi dalam pemerataan pendidikan jenjang menengah atas telah menimbulkan rasa kekhawatiran khususnya bagi calon peserta didik yang berada dalam zona wilayah yang sama namun memiliki jarak yang jauh dari sekolah, selain itu juga menimbulkan rasa aman (pasti diterima) bagi peserta didik yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah.

Actions (login required)

View Item