Ariyadi, Ari (2021) Peran Organisasi Sayap Partai Politik Angkatan Muda Partai Golkar dalam Perekrutan Kader Partai Golkar di Kota Banjarmasin. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (214kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (227kB)
	Text BAB I.pdf Download (346kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (578kB)
	Text BAB III.pdf Download (260kB)
	Text BAB IV.pdf Download (506kB)
	Text BAB V.pdf Download (10kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (130kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Perekrutan dan kaderisasi adalah dua hal penting untuk perkembangan dan kesinambungan sebuah partai politik. Sejumlah kader partai terindikasi tidak menjalani proses kaderisasi di sayap partai. Mereka masuk ke dalam partai melalui kedekatan dengan ketua partai, sehingga tergolong „kader instan‟. Salah satu kelemahan dari kader instan adalah kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas. Dengan latar belakang ini, penulis meneliti perekrutan dan kaderisasi partai melalui organisasi sayapnya, dengan mengambil kasus Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Kota Banjarmasin. Fokus dari penelitian ini adalah peran AMPG di kota Banjarmasin dalam perekrutan dan kaderisasi partai serta kendala yang dihadapinya dalam kedua proses tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah editing, diskripsi, dan klasifikasi. Berdasarkan wawancara dengan pengurus AMPG Kota Banjarmasin dan pengurus Partai Gokar, perekrutan kader tidak semata-mata menambah jumlah anggota untuk syarat awal ketersediaan. Organisasi pemuda ini melakukan edukasi bahwa masyarakat dapat memperoleh kesempatan dalam dunia politik praktis melalui Partai Golkar. AMPG juga mengedukasi masyarakat khususnya pemuda-pemudi bahwa mereka dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan. Kendala utama perekrutan kader partai, menurut narasumber, adalah kurangnya pemahaman anak muda akan pentingnya bergabung dengan partai politik. Namun sepertinya citra buruk partai akibat skandal korupsi yang dialami beberapa pejabat tingginya turut menambah keengganan sebagian anak muda ikut berpartai. Maraknya politik uang dalam pemilu juga dapat disebut sebagai faktor yang mengurangi keseriusan partai dalam melakukan kaderisasi, karena calon bisa mengandalkan pembagian berbagai hadiah ataupun sogokan kepada pemilih meskipun calon tersebut tidak menjalani proses kaderisasi yang serius dan panjang.

Actions (login required)

View Item