Junaidi, Junaidi (2021) LARANGAN-LARANGAN BAGI PENGANTIN PASCA AKAD NIKAH DALAM HUKUM ADAT SUKU BUGIS PASER (PERSPEKTIF HUKUM ISLAM). Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (169kB)
	Text AWAL.pdf Download (955kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (64kB)
	Text BAB I.pdf Download (477kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (791kB)
	Text BAB III.pdf Download (171kB)
	Text BAB IV.pdf Download (694kB)
	Text BAB V.pdf Download (194kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (231kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (606kB)

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi adanya larangan-larangan bagi pengantin setelah akad nikah dilaksanakan dan menunggu pelaksanaan walimah dalam Hukum Adat Suku Bugis Paser. Larangan tersebut berupa pasangan pengantin tidak diperkenankan untuk tinggal bersama dan juga dilarang untuk bepergian jauh apalagi sampai melintasi laut. Penelitian ini membahas bentuk dan pelaksanaan larangan-larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser dan pandangan hukum Islam terhadap larangan-larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. Dengan menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan sosiologi hukum dan pendekatan psikologi hukum. Pendekatan sosiologi hukum yang peneliti gunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser. Pendekatan psikologi hukum yang peneliti gunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan bentuk-bentuk larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa bentuk larangan-larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser diantaranya larangan untuk melakukan perjalanan yang jauh, larangan untuk berkumpul sebelum pelaksanaan walimah, larangan untuk bertemu, larangan untuk jalan bersama dan anjuran untuk tetap dirumah sampai pelaksanaan walimah. Adapaun terkait dengan pelaksanaan larangan-larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser pada masa kini, yakni pengantin laki-laki maupun pengantin perempuan hingga masa kini tetap melaksanakan dan mematuhi larangan-larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser tersebut. Meskipun dengan sebab berbeda-beda diantaranya atas pengaruh dan atas nasihat dari pihak orang tua serta keluarga yang dituakan, kesadaran pengantin terhadap larangan adat dalam suku Bugis Paser, muncul setelah mendengarkan larangan-larangan tersebut dari para orang tua dan yang dituakan maupun tokoh masyarakat dan tokoh adat. Pandangan hukum Islam terhadap larangan-larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser dapat ditinjau dengan menggunakan Al-Qur‟an, hadits dan tathayyur terkait tujuan, sanksi dan akibat larangan-larangan ini. Sanksi dari larangan-larangan bagi pengantin pasca akad nikah dalam hukum adat suku Bugis Paser berupa immaterial yakni dipandang tidak memiliki siri’ (rasa malu atau harga diri) dan menjaga siri’ (rasa malu atau harga diri) merupakan menjaga kehormatan yang sejalan dengan maqâshid as- syarî’ah. Juga tujuan dari larangan ini adalah untuk menjaga keselamatan baik fisik maupun mental pengantin, ini juga sesuai dengan maqâshid as-syarî’ah. Akan tetapi kepercayaan terhadap akibat yang berupa akan terjadi musibah atau kesialan bagi pelaku yang melanggar larangan-larangan tersebut dapat disebut dengan tathayyur.

Actions (login required)

View Item