Rahman, M. Nazwar (2021) Dana Talangan Sebagai Biaya Ibadah Haji Dan Umrah Ditinjau Dari Konsep Istithâ‘Ah (Analisis Maqâshid asy-Syarî'ah). Tesis, Pascasarjana.

	Text 1. PERNYATAAN KEASLIAN.pdf Download (235kB)
	Text 2. AWAL.pdf Download (1MB)
	Text 3. ABSTRACT.pdf Download (191kB)
	Text 4. BAB I.pdf Download (744kB)
	Text 5. BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (702kB)
	Text 6. BAB III.pdf Download (817kB)
	Text 7. BAB IV.pdf Download (807kB)
	Text 8. BAB V.pdf Download (254kB)
	Text 9. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (297kB)
	Text 10. LAMPIRAN.pdf Download (347kB)

ABSTRAK

Perkembangan zaman telah merubah seluruhnya, khususnya pada bidang keilmuan. Berangkat dari perkembangan muammalah yang ada di Indonesia salah satunya pembahasan tentang dana talangan untuk menunaikan Ibadah Haji dan Umrah, Indonesia yang mayoritas masyarakatnya muslim sangat antusias dalam menunaikan Ibadah Haji dan Umrah. Faktanya pendaftaran untuk keberangkatan haji dan umrah selalu meningkat setiap tahun hingga antrian keberangkatan hajipun relatif lama menunggu sampai 30 tahun lebih. Mengingat biaya keberangkatan tersebut cukup besar, maka salah satu cara dilakukan masyarakat agar bisa berangkat yaitu dengan menggunakan Dana Talangan baik bank maupun non bank. Hal ini menjadi menarik jika dikaitkan dengan dalil al-Qur`an surah Al Baqarah: 97 bahwa haji wajib bagi yang mampu, namun pada praktiknya bagi yang berhaji dan umrah masih dalam kategori belum mampu (Istithâ‘ah). apabila berangkat menggunakan dana talangan maka ada syarat yang harus dipenuhi salah satunya jaminan atau iuran bulanan yang harus dibayarkan, dan jika tidak mampu jaminan akan diambil atau denda pembayaran. Dari sinilah penelitian ini berangkat, yakni berusaha untuk mengkaji dana talangan biaya haji dan umrah dengan menggunakan metode maqâshid asy-syarî'ah. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan Undang-undang dan konseptual. Penelitian ini juga di kolaborasi dengan data empiris sebagai penunjang. Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik untuk mengumpulkan ketiga bahan hukum tersebut yaitu dengan studi dokumenter. Kemudian, menganalisisnya secara kualitatif, dan hasilnya disimpulkan secara khusus. Hasilnya adalah, secara konseptual, Istithâ‘ah ialah merupakan syarat wajib haji dam umrah.Terdapat tiga pengertian dalam pengertian istithâ’ah pada ketegori harta yaitu , ulama klasik, mampu ialah bekal yang mencukupi seseorang selama perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji serta menafkahi keluarga dengan tanggungannya yang ditinggalkan selama dan pasca ibadah haji, Syafi’i menambahkan ‘tanpa berhutang’. Ulama kontemporer, menambahkan bahwa tiada wajib berhaji bagi orang yang bekalnya dengan menjual harta yang ia miliki, yang mana harta tersebut untuk keperluan bekerja setiap hari. MUI, haji dibolehkan dengan dana talangan dengan syarat sesuai ketentuan Syar’i. terdapat tiga prinsip pokok dalam Istithâ‘ah ini , yaitu, hifzh ad-dîn, hifzh an-nafs, hifzh mâl, hifzh al-'aql dan hifzh an-nasl. Hukum berangkat haji dan umrah dengan dana talangan termasuk dalam tingkatan maqâshid at-tahsîniyât. Ketegori mampu ‘Istithâ‘ah’ ini merupakan wujud kemaslahatan dan mengantisipasi adanya kemafsadatan bagi calon jama`ah haji dan umrah.

Actions (login required)

View Item