M. Shagirus Saleh, M. Shagirus Saleh (2022) PRAKTEK DAN PEMAHAMAN SANTRI PONDOK DARUL HIJRAH PUTRA MENGENAI WAQAF IBTIDA’ DI DALAM AL-QUR’AN. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text SHAGIR_PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (58kB)
	Text SHAGIR_AWAL.pdf Download (523kB)
	Text SHAGIR_ABSTRAK.pdf Download (127kB)
	Text 180103020145-M. SHAGIRUS SALEH-SKRIPSI BAB 1.pdf Download (324kB)
	Text 180103020145-M. SHAGIRUS SALEH-SKRIPSI BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (435kB)
	Text 180103020145-M. SHAGIRUS SALEH-SKRIPSI BAB 3.pdf Download (236kB)
	Text 180103020145-M. SHAGIRUS SALEH-SKRIPSI BAB 4.pdf Download (1MB)
	Text 180103020145-M. SHAGIRUS SALEH-SKRIPSI BAB 5.pdf Download (121kB)
	Text 180103020145-M. SHAGIRUS SALEH-SKRIPSI DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (187kB)
	Text 180103020145-M. SHAGIRUS SALEH-SKRIPSI LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Membaca al-Qur’an dengan fasih memiliki aturan, ilmu tajwid salah satunya. Membaca al-Qur’an juga ada aturan untuk berhenti atau melanjutkan, disebut dengan waqaf. Membaca al-Qur’an dapat dianggap sebagai bentuk ibadah jika dalam membaca al-Qur’an tersebut sesuai dengan kaidah atau tajwid yang benar. Apabila kita membuka lembaran-lembaran mushaf al�Qur’an maka, di samping tanda harakat dan juga nomor ayat, kita akan mendapati juga tanda ataupun isyarat yang berada di atas kata. Tanda ataupun isyarat di atas kata tadi memiliki fungsi untuk memberitahu para pembaca al-Qur’an tempat yang baik untuk berhenti dan tempat yang tidak baik untuk berhenti, dan juga biasanya untuk menunjukkan nilai tingkat dari tempat berhenti tersebut. Kata santri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh, dan bisa disebut juga orang yang bermukim di sebuah pondok pesantren dalam rangka menuntut ilmu. Yang mana nantinya mereka akan menjadi pemimpin dan panutan agama bagi masyarakat di daerah asal mereka masing-masing. Ini menjadi hal yang menarik bagi penulis, sebelum mereka terjun ke masyarakat nanti, bagaimanakah praktek bacaan al-Qur’an dan pemahaman mereka, khususnya di bidang ilmu tanda waqaf dan ibtida’ Pokok dari masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini adalah mengenai praktek bacaan dan pemahaman saat menemui tanda waqaf dan ibtida’nya serta aspek yang mempengaruhi terhadap para santri. Dalam menentukan ketepatan dalam praktek bacaan dan pemahaman santri peneliti mengemukakan teori ilmu tajwid mengenai tanda waqaf dan ibtida’. Jenis metode penelitian ini adalah metode lapangan field research dengan metode kualitatif dan dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Pertama, berdasarkan hasil penelitian praktek baca al-Qur’an surah al-Mulk dari 32 orang santri yang diteliti maka terdapat 53% santri yang mendapatkan kriteria nilai sangat baik, 31% santri mendapatkan kriteria baik, 6% santri yang mendapatkan kriteria nilai sedang dan 10% santri yang mendapatkan kriteria cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa praktek dan pemahaman oleh santri Pondok Darul Hijrah Putra Cindai Alus Martapura memiliki kualitas sangat baik dikarenakan 53% dari total keseluruhan di dominasi oleh santri yang mendapatkan kriteria nilai sangat baik. Pada kesimpulannya, praktek dan pemahaman santri Pondok Darul Hijrah Putra Cindai Alus Martapura memiliki kualitas sangat baik. Kedua, Sedangkan dari penelitian pemahaman tanda waqaf dan ibtida’, kebanyakan santri yang memang memahami dan menguasai secara baik dan benar, dan ada beberapa santri yang tidak mengetahui secara keseluruhan tentang tanda waqaf dan ibtida yang ditanyakan. Adapun bagi mereka yang baik di praktek dan pemahamannya itu didukung oleh latar belakang beberapa santri yang sudah memahami terlebih dahulu dan juga santri yang sudah menjadi penghafal Qur’an sebelum masuk pondok. Akan tetapi walaupun santri yang memang memahami dan menguasai ilmu waqaf dan ibtida’ dengan benar, tetap saja sebagian dari mereka saat mempraktekkan bacaannya masih ada terdapat kekekeliruan. Hal ini dipengaruhi adanya santri yang tidak terlalu memperhatikan hukum waqaf ibtida’, karena mengikuti dari bacaan yang sering didengar dari kebiasaan mereka mereka sehari-hari, misalkan mereka mendengarkan rekaman MP3 murottal dari bacaan surah al-Mulk, maupun bacaan dari teman-temannya

Actions (login required)

View Item