Muhammad Septiansyah, Alifya (2022) Gambaran Perilaku Altruisme Pemuda Masjid Al-Furqan Kota Banjarmasin. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (141kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (217kB)
	Text BAB I.pdf Download (350kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (616kB)
	Text BAB III.pdf Download (199kB)
	Text BAB IV.pdf Download (449kB)
	Text BAB V.pdf Download (220kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (221kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (475kB)

ABSTRAK

Organisasi Pemuda Masjid merupakan tempat kerja sama yang dilakukan oleh kelompok pemuda yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk tujuan bersama yakni kesejahteraan masyarakat sekitar masjid, dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut sangatlah penting untuk anggota pemuda masjid untuk memiliki sikap altruisme, sedangkan altruisme diartikan sebagai paham atau sifat yang memperhatikan, dan mendahulukan keperluan orang lain, dan merupakan cinta tanpa batas kepada orang lain yang mendorong untuk berbuat kebajikan kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku altruisme, faktor pendukung, dan faktor penghambat dari perilaku altruisme pemuda Masjid Al-Furqan Kota Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, yakni penelitian kualitatif yang melihat dan mendengar lebih dekat serta rinci penjelasannya; dan pemahaman individu tentang pengalamannya. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang anggota pemuda Masjid yang memenuhi kriteria penelitian, yaitu: berumur 25 sampai 40 tahun, berdomisili dekat masjid, berjenis kelamin pria, aktif dalam kegiatan masjid, bersedia menjadi subjek dan aktif selama setahun. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ketiga subjek Pemuda Masjid Al- Furqan Kota Banjarmasin telah memenuhi aspek perilaku altruisme meliputi, berniat memberikan pertolongan dari dalam hati nurani, memberikan pertolongan tanpa mengharapkan imbalan dalam berbagai bentuk, menolong tanpa memikirkan kepentingan pribadi. Hal ini diperlihatkan saat subjek H menunjukkan perilaku altruisme dengan toleransi yang kuat terhadap orang lain, sedangkan subjek F menunjukkan hal yang sama tapi dengan kedisiplinan yang kuat dan ekspektasi kepada anggota yang lain, sedangkan subjek M menunjukkan kedisiplinan terhadap dirinya lebih kuat daripada kepada anggota yang lain. Gambaran tolong-menolong (altruisme) menurut Pearce, dan Amato membaginya dalam tiga dimensi, yakni, berdasarkan setting sosialnya, berdasarkan keadaan yang menerima pertolongan, berdasarkan jenis pertolongannya. Adapun faktor yang mendukung perilaku altruisme ketiga subjek berasal dari dukungan sosial, interaksi sosial, dan profesionalisme. sedangkan faktor yang menghambat perilaku altruisme ketiga subjek berasal dari apathisme, skeptisme, dan bystander effect

Actions (login required)

View Item