Asy Syif, Huwaida (2023) Tradisi Masyarakat Kabupaten Banjar dalam Melaksanakan Walimatul ‘Ursy. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (241kB)
	Text AWALAN.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (367kB)
	Text BAB I.pdf Download (617kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (851kB)
	Text BAB III.pdf Download (475kB)
	Text BAB IV.pdf Download (692kB)
	Text BAB V.pdf Download (358kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (399kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Walimatul ‘Ursy merupakan suatu anjuran yang diajarkan oleh Rasulullah saw. yang bertujuan untuk mengumumkan pernikahan agar tidak terjadi fitnah. Namun ada juga beberapa ulama yang mewajibkan. Masyarakat Banjar menyebutnya dengan istilah pengantenan. Tradisi mengadakan shalat hajat, khataman Al-Qur’an sekaligus pembacaan doa sebelum pelaksanaan dan arisan pengantin. Ketika pelaksanaan mengundang hiburan yaitu madihin dan menyediakan piduduk atau sesajen dibawah pelaminan merupakan tradisi yang dilakukan oleh Masyarakat Banjar Dalam kitab Fiqih Nikah seperti karangan Wahbah Az-Zuhaili yang menjelaskan tentang Walimatul ‘Ursy, tidak terdapat perintah untuk melaksanakan shalat hajat dan khataman Al-Qur’an maupun acara doa bersama sebelum melaksanakan walimah. Sedangkan masyarakat selalu mengerjakan hal-hal tersebut. Hal ini menjadi pertanyaan, apa faktor yang menyebabkan adanya tradisitradisi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu mengurai dan mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari informan. Adapun sifat penelitian ini adalah studi kasus (case study). Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, tradisi pelaksanaan Walimatul ‘Ursy antara lain: Pra pelaksanaan: mengadakan shalat hajat berjamaah dan khataman Al-Qur’an serta pembacaan doa bersama tetangga, atau meminta doa kepada ulama dan mengadakan arisan pengantin. Pengantin wanita biasa mandi dengan air bunga dan batimung. Pelaksanaan: pembacaan doa selamat, mencium tangan atau bersujud kepada orangtua. Hiburan yang dihadirkan adalah madihin, musik gambus maupun pembacaan maulid habsyi. Pasca pelaksanaan: pasangan pengantin baru bersilaturrahmi kepada para tetangga untuk sekedar memberi salam. Kedua, faktor yang melatarbelakangi antara lain: (1) Mengikuti ajaran turun-temurun dari leluhur terdahulu, (2) Ekonomi atau finansial yang berlebih, (3) Terdapat manfaaat ketika melakukan tradisi tertentu, dan (4) Hasil diskusi bersama keluarga. Walau kadang terdapat paksaan dalam melakukan suatu tradis

Actions (login required)

View Item