Norhayati, Norhayati (2023) Analisis Yuridis Perjanjian Kerjasama Waralaba dengan Mitra Usaha Es Teh Anak Negeri Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam. Skripsi, Syariah.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (80kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (199kB)
	Text BAB I.pdf Download (730kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (750kB)
	Text BAB III.pdf Download (625kB)
	Text BAB IV.pdf Download (426kB)
	Text BAB V.pdf Download (10kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (237kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (2MB)

ABSTRAK

Perjanjian waralaba (franchisee) adalah kesepakatan antara Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba yang memberi Penerima Waralaba hak untuk menjalankan bisnis menggunakan hak kekayaan intelektual, penemuan, atau ciri khas usaha Pemberi Waralaba dengan imbalan tertentu dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba. Dalam penelitian ini, fokusnya adalah evaluasi perjanjian waralaba Es Teh Anak Negeri dari sudut pandang hukum positif dan hukum Islam. Penelitian ini menerapkan metode hukum normatif yang bersifat preskriptif dalam menganalisis hukum sebagai objek penelitiannya. Data dikumpulkan melalui studi kepustakaan (library research), dan analisisnya bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan deduktif berdasarkan konsep atau teori yang relevan. Penelitian menggunakan bahan hukum primer yaitu berupa kontrak Perjanjian Waralaba Es Teh Anak Negeri, Bahan hukum primer merujuk pada sumber-sumber langsung yang memberikan penjelasan mengenai hukum primer itu sendiri. Adapun bahan hukum sekunder yang peneliti gunakan meliputi Hukum-hukum yang diambil dari sumber sekunder yaitu, Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba, Hukum Perjanjian, KUH Dagang (UU No 5 Tahun 1999) tentang larangan praktik monopoli serta persaingan usaha secara tidak sehat, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Dalil Al-Qur‟an Hadits dan Fatwa MUI. Hasil penelitian mengungkap beberapa hal: Pertama, menurut hukum positif KUHPerdata, perjanjian bisnis waralaba Es Teh Anak Negeri menghadapi kekurangan dalam isi kontrak karena tidak mengatur sanksi bagi franchisee (penerima waralaba) yang melanggar. Kekurangan ini memunculkan pertanyaan akan keabsahan hukum perjanjian tersebut. Kedua, tindakan franchisee yang menjual kembali merek dagang Es Teh Anak Negeri dapat dianggap sebagai bentuk monopoli atau pelanggaran hukum persaingan usaha yang tidak sehat menurut KUHDagang. Ketiga, tindakan franchisee Es Teh Anak Negeri yang menggandakan hak kekayaan intelektual dengan menjual kembali merek dagang yang telah dibeli dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak adil atau sebagai bentuk kezaliman.

Actions (login required)

View Item