Suwandi, Muhammad Raihan (2024) Konsep Nusyûz yang Berkeadilan Gender dalam Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam. Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (142kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (228kB)
	Text BAB I.pdf Download (701kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (553kB)
	Text BAB III.pdf Download (174kB)
	Text BAB IV.pdf Download (518kB)
	Text BAB V.pdf Download (124kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (251kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (231kB)

ABSTRAK

Kompilasi Hukum Islam dinilai sebagai wujud nyata awal pembaharuan hukum keluarga Islam di Indonesia dalam rangka memenuhi persyaratan hukum Islam menjadi hukum positif dalam jajaran peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, sebagian kalangan masih menganggap bahwa KHI tetap saja memuat beberapa pasal yang mungkin tidak lagi relevan dengan kondisi sekarang dan perlu ditinjau ulang, terutama mengenai nusyûz. Selain melekatkan nusyuz hanya di pihak istri saja, KHI juga menyatakan bahwa ketika istri dianggap nusyûz, maka hak istri gugur untuk menuntut kewajiban suami, terutama mendapatkan nafkah. Hal demikian itu dinilai membawa ketidakadilan dan bias gender. Maka Pada 4 Oktober 2004 Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender Departemen Agama RI yang selanjutnya disebut Pokja PUG Depag, meluncurkan naskah tandingan rumusan Hukum Islam yang disebut Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam. Naskah ini, sebagaimana pengakuan tim penyusun Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam menawarkan sejumlah pemikiran pembaruan hukum keluarga Islam, dari sekian banyak pasal-pasal yang ditawarkan, salah satunya adalah perkara nusyûz yang dinilai berkeadilan gender. Karena hal ini konsep nusyûz yang berkeadilan gender versi Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam ini sangat menarik untuk dikaji dan dianalisis secara lebih mendalam. Penelitian ini adalah penelitian normatif, yang dilakukan dengan menganalisis bahan pustaka, dengan menggunakan pendekatan konsep, serta teori Hukum Islam sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nusyûz yang berkeadilan gender dalam Counter Legal Draft dimulai dari aturan tentang hak dan kewajiban suami istri yang setara dalam rumah tangga. Konsekuensi dari kesetaraan itu adalah baik suami maupun istri sama sama berpotensi melakukan nusyûz atau prilaku ketidakharmonisan dalam hubungan perkawinan. Selain itu, apa yang menjadi ketetapan Counter Legal Draft terkait pelaku dan kriteria nusyûz adalah relevan diimplementasikan di zaman ini dan sesuai dengan semangat yang diperjuangkan Islam. Begitu pula dengan pasal-pasal terkait penyelesaian nusyûz yang ditawarkan Counter Legal Draft, yakni dengan menghapus sama sekali opsi pemukulan di dalamnya, kemudian menggantinya dengan langkah penyelesaian di Pengadilan Agama juga sudah sesuai dengan prinsip mubâdalah, maqâshid syarî’ah, dan equality before the law. Hal ini menunjukkan bahwa ijtihad ini relevan untuk diimplementasikan di zaman sekarang

Actions (login required)

View Item