Mursyada, Ahmad (2024) Indonesia dan KeMazhaban Syafi'i Ditinjau dari Batas Usia Menikah. Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (361kB)
	Text awal Tesis mursyada.pdf Download (2MB)
	Text mursyada abstrak tesis .pdf Download (129kB)
	Text Naskah TESIS Bab 1 17-47.pdf Download (447kB)
	Text Naskah TESIS Bab 2 48-95.pdf Restricted to Repository staff only Download (612kB)
	Text Naskah TESIS bab 3 96-120.pdf Download (536kB)
	Text Naskah TESIS bab 4 121-148.pdf Download (537kB)
	Text Naskah TESIS bab 5 149-151.pdf Download (133kB)
	Text Naskah TESIS Daftar Pustaka 152-160.pdf Download (275kB)
	Text Lampiran tesis .pdf Download (556kB)

ABSTRAK

Mazhab Syafi‟i merupakan Mazhab fikih yang paling banyak dianut oleh umat Islam di Indonesia. Dalam Mazhab Syafi‟i terdapat pandangan bahwa jika sudah baligh, seseorang dapat menikah dan biasanya usia baligh maksimal 15 tahun. Sementara itu, Indonesia mengatur usia perkawinan dalam UU Perkawinan No. 16 Tahun 2019 yakni 19 tahun untuk kedua calon mempelai. Penelitian ini mengkaji konsistensi Muslim Indonesia dalam mengikuti Mazhab Syafi‟i dengan adanya UU Perkawinan terbaru, pengaruh Mazhab Syafi‟i terhadap aturan perkawinan di Indonesia, dan makna batas usia menikah dalam UU dikaitkan dengan konsep baligh dalam Mazhab Syafi‟i. Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang mengelaborasi ketentuan pernikahan dalam Mazhab Syafi‟i dan membandingkannya dengan Undang�Undang Negara Republik Indonesia. Peneliti menganalisis pertimbangan di balik batas usia yang ditetapkan UU tersebut dan melacak sumber-sumber hukum yang mempengaruhi aturan perkawinan di Indonesia. Selain itu, peneliti meninjau ulang konsep baligh dalam Mazhab Syafi‟i dan menempatkannya dalam konteks batas usia menikah di zaman sekarang. Penelitian ini membuat tiga simpulan berikut. Pertama, meskipun UU perkawinan terbaru menetapkan batas usia minimal, masyarakat Indonesia tetap konsisten dalam mengikuti ajaran Mazhab Syafi‟i. Kedua, banyak aturan perkawinan di Indonesia yang mengikuti atau setidaknya tidak bertentangan dengan ketentuan fikih dari Mazhab Syafi‟i. Ketiga, penting untuk memperluas konsep baligh dalam Mazhab Syafi‟i untuk mencakup kesiapan fisik dan mental, bukan hanya kriteria biologis seperti pubertas atau menstruasi. Peneliti mengusulkan penurunan batas usia perkawinan menjadi 17 tahun untuk mengkompromikan antara kepentingan menjaga diri dari zina dan pertimbangan kesehatan dan pendidikan calon mempelai

Actions (login required)

View Item