Prahesti, Novita Aulya (2024) Penerimaan Diri pada Wanita Infertilitas di Desa Telaga Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.pdf Download (88kB)
	Text AWAL...pdf Download (303kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (83kB)
	Text BAB 1.pdf Download (269kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (304kB)
	Text BAB 3.pdf Download (147kB)
	Text BAB 4.pdf Download (212kB)
	Text BAB 5.pdf Download (37kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (164kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Penerimaan diri atau Self Acceptance adalah keadaan ketika seorang individu mampu menerima secara penuh terhadap keadaan dirinya, baik kekurangan ataupun kelebihan. Penerimaan diri juga merupakan salah satu cara individu melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri baik dalam hal menerima kelebihan ataupun kekurangan. Setiap orang dapat dikatakan sudah menerima diri apabila mampu merangkul dirinya sendiri, dapat menerima semua hal positif dan negatif baik dari sisi mental ataupun fisik. Tidak terkecuali pada sesorang yang terlahir sebagai wanita infertilitas, hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang tahapan penerimaan diri beserta faktor pendukung dan penghambat proses penerimaan diri pada wanita infertilitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan penelitian lapangan, adapun teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah 2 orang wanita yang terdiri dari seorang wanita muda yang belum menikah berusia 22 tahun, dan seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun. Objek dalam penelitian ini adalah tahapan dan faktor yang menjadi pendukung dan penghambat penerimaan diri pada wanita yang tidak bisa memiliki keturunan atau infertilitas. Teknis analisis data yang digunakan yaitu oleh Miles dan Huberman diantaranya reduksi data, display data, dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerimaan diri wanita infertil bersifat sangat mendominasi terhadap penerimaannya. Hal demikian memberikan sebuah pengharapan baru terhadap tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menerima kenyataan, yaitu denial atau penyangkalan hal yang menimpa subjek, kemarahan yaitu subjek menyalahkan kondisi yang dialami, depresi yaitu subjek cenderung menyalahkan diri sendiri, sikap tawar menawar yaitu usaha berdamai dengan diri sendiri, dan yang terakhir penerimaan diri yaitu subjek telah mencapai tahap menerima dirinya sendiri. (2) Sedangkan hal lain yang menjadi faktor pendukung dan penghambat tahapan tersebut yakni berupa dukungan dan penguatan dari segala pihak untuk bisa menjadikan dirinya sempurna, adanya penerimaan diri melalui pemahaman dirinya sendiri, adanya sikap sosial yang positif, lingkungan yang positif, dukungan dari orang-orang terdekat, perspektif diri yang luas, dan meningkatkan religiusitas dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Faktor penghambat yang mempengaruhi proses penerimaan diri subjek 1 dan 2 yaitu anggapan ketidaksempurnaan terhadap diri sendiri sehingga kedua subjek kerap kali membandingkan dirinya dengan orang lain. Merasa kurang percaya diri dan menolak kekurangan yang terjadi pada diri subjek serta stigma negatif dari lingkungan sosial yang membuat subjek semakin tidak percaya diri

Actions (login required)

View Item