Nafisah, Hayatun (2024) Dinamika Tukar Menukar Uang pada Masyarakat Banjar (Kajian Hukum Ekonomi Syariah dan Etnografi). Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (238kB)
	Text AWAL.pdf Download (994kB)
	Text ABSTRACT.pdf Download (106kB)
	Text BAB I.pdf Download (396kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (752kB)
	Text BAB III.pdf Download (151kB)
	Text BAB IV.pdf Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Download (134kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (233kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (755kB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena-fenomena tukar menukar uang khususnya pada masyarakat Banjar yang umumnya tidak hanya terjadi dengan selisih nominal namun juga terjadi dengan adanya selisih waktu penyerahan uang yang dilakukan oleh masyarakat tanpa mereka sadari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji terkait dinamika tukar menukar uang pada masyarakat Banjar menurut perspektif hukum ekonomi syariah dan etnografi yang menyoroti perilaku hukum suatu budaya, norma dan kebiasaan khususnya pada masyarakat Banjar apakah praktiknya sudah sesuai dengan ketentuan syariat atau tidak. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan sosiologi hukum. Sumber data berupa data primer dan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, dengan lokasi penelitian yaitu wilayah Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar (Martapura) Kalimantan Selatan. Hasil dari penelitian ini adalah tukar menukar uang dengan nominal berbeda pada dasarnya mengandung unsur riba fadhl karena adanya perbedaan nominal yang ditukarkan, namun akan menjadi boleh apabila terdapat akad yang memperjelas status dari selisih nominal tersebut seperti akad upah/ujrah, begitu pula dengan tukar menukar uang dengan waktu yang berbeda juga mengandung unsur riba nasi’ah karena adanya penangguhan atau penundaan penyerahan salah satu uang yang ditukarkan, namun bisa menjadi boleh apabila akad yang digunakan bukanlah akad tukar menukar melainkan akad qardh atau utang-piutang. Selain itu, masyarakat Banjar umumnya juga mereka selalu ingin sesuatu hal yang praktis dan mudah, disertai dengan kebiasaan mereka di antaranya yang senantiasa mengucapkan minta rela/berelaan pada hampir di setiap kegiatan muamalah yang mereka lakukan dan senantiasa saling tolong menolong antar sesama, banyak hal khususnya dalam transaksi bisnis yang kemudian menjadi ‘urf sebagai suatu adat kebiasaan bagi masyarakat Banjar

Actions (login required)

View Item