Shodiqin, Muhammad (2017) Coping Stres Pada Istri yang Bekerja Suami Menganggur studi kasus di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (428kB)
	Text AWAL.pdf Download (423kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (121kB)
	Text BAB I.pdf Download (458kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (419kB)
	Text BAB III.pdf Download (440kB)
	Text BAB IV.pdf Download (177kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (166kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (270kB)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan peneliti langsung telah terjadi pergeseran hak dan tanggungjawab pasangan suami-istri, dari suami yang menganggur sehingga mengharuskan istri menanggung beban tuntutan pekerjaan, sehingga tidak jarang memicu stres bagi istri sendiri. Maka dari itu, kemampuan istri dalam menanggulangi stresnya atau bentuk coping stres istri dalam menghadapi masalah rumahtangganya, menjadi rasa keingintahuan peneliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perilaku coping stres istri yang bekerja suami menganggu serta faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan coping stres pada istri yang bekerja suami menganggur studi kasus di Kecamatan Banjarmasin Barat kota Banjarmasin. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan, menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah tiga orang istri yang memiliki pekerjaan, memiliki anak dan seorang suami pengangguran yang hanya bergantung pada penghasilan istri. Objek dari penelitian ini adalah coping istri yang bekerja suami menganggur di kecamatan Banjarmasin Barat kota Banjarmasin. Teknik pengumpulan data adalah observasi berbentuk non-partisipan, wawancara berbentuk semi-terstuktur dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya berbagai varian pembentukkan perilaku coping stres dan faktor pembentukkan coping stres istri yang bekerja suami menganggur di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin. Pada perilaku coping stres yang ditampilkan oleh, subjek A, B dan C memiliki keaktifan diri, mendapatkan dukungan sosial dari anak mereka, menerima keadaan, subjek A dan B memiliki religiusitas yang baik dan mampu mengontrol diri, sedangkan subjek C kurang memahami ilmu agama dan sulit mengontrol diri. Faktor pembentukan coping stres pada ketiga subjek ialah memiliki harapan efikasi diri, adanya dukungan sosial, optimisme yang kuat pada masalah dan juga pendidikan pada subjek A dan B yang memiliki ijazah setara SMA sedangkan subjek C hanya lulusan SD, dari pengetahuan terkhususnya pada pengalaman pribadi, cuma subjek C yang memang sebelumnya sudah pernah menikah.

Actions (login required)

View Item