Wicaksono, Muhammad Ridho (2023) Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Banjarmasin. Skripsi, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text PERNYATAAN TULISAN RIDHO SCAN.pdf Download (105kB)
	Text AWAL.pdf Download (889kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (152kB)
	Text BAB I.pdf Download (434kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (388kB)
	Text BAB III.pdf Download (108kB)
	Text BAB IV.pdf Download (394kB)
	Text BAB V.pdf Download (91kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (224kB)
	Text DAFTAR LAMPIRAN-RIWAYAT HIDUP .pdf Download (4MB)

ABSTRAK

Anak tunarungu yang berada di Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Banjarmasin. Berdasarkan observasi terdapat sebagaian anak-anak yang sudah menerapkannya akhlak, contohnya bersalaman dengan guru sewaktu datang di kelas, membersihkan kelas, merapikan tempat duduk, dan hari Jumat melakukan gotong royong. Namun, tidak sedikit pula anak-anak yang masih membutuhkan pembinaan dalam mengembangkan akhlak dari anak tunarungu contoh masih ada yang masih main HP saat pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penanaman nilai-nilai akhlak dan faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran PAI pada anak tunarungu di Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian guru PAI, Wali Kelas dan siswa. Objek penelitian peserta didik tunarungu dan penanaman nilai akhlak serta faktor pendukung dan penghambatnya. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa peran guru PAI dan wali kelas dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada peserta didiknya ialah dengan menggunakan metode keteladanan dan pembiasaan, yang dapat memotivasi siwa dalam mencontoh dan mengamalkannya dalam kehidupan sosial. Faktor pendukung dalam proses pembelajaran ialah sarana dan prasarana yang mendukung dari pihak sekolah terutama yaitu alat bantu mengajar, LCD, buku LKS serta menjadikan kurikulum merdeka pun sudah mulai diterapkan di Sekolah ini. Sedangkan faktor penghambatnya ialah terdapat pada masalah komunikasi berupa bahasa isyarat yang masih belum dikuasai dengan baik oleh guru. Bahasa isyarat ini dipandang sebagai media utama dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada anak tunarungu, keterbatasan inilah yang kemudian sedikit banyaknya menghambat pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran.

Actions (login required)

View Item