Sarihat, Sarihat (2018) Sifat Tawâdhu’ Ḥâfidz Al-Qur’an pada Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (Perspektif Psikologi Islam). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (467kB)
	Text AWAL.pdf Download (558kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (196kB)
	Text BAB I.pdf Download (518kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (472kB)
	Text BAB III.pdf Download (697kB)
	Text BAB IV.pdf Download (602kB)
	Text BAB V.pdf Download (212kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (144kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

ABSTRAK

Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia, namun menghafal bukanlah tugas yang mudah serta bisa dilakukan oleh kebanyakkan orang. Banyak penghafal Al- Qur’an termasuk mahasiswa jurusan IAT yang telah ḥâfidz selalu berusaha menyembunyikan hafalannya dengan alasan untuk menjaga terucapnya pujian yang bisa menimbulkan rasa bangga. Namun disatu sisi pujian termasuk dalam motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi prestasi seseorang, sehingga pemberian pujian akan merangsang emosi penghafal Al-Qur’an supaya terus berusaha untuk selalu berada dalam prestasi hafalan yang baik. Berdasarkan studi dari fenomena tersebut menggambarkan adanya tawâdhu’ pada ḥâfidz Al-Qur’an mahasiswa IAT. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui sifat tawâdhu’ ḥâfidz Al-Qur’an secara lebih mendalam ditinjau dari perspektif Psikologi Islam, serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sifat tawâdhu’ pada mahasiswa IAT yang telah ḥâfidz Al-Qur’an. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif. Subjek penelitian ada 6 orang ḥâfidz Al-Qur’an dari mahasiswa jurusan IAT UIN Antasari Banjarmasin. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang di peroleh di analisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek membuka diri pada segala hal yang bersifat positif tanpa mempertimbangkan dari mana memperolehnya, menyadari kekurangan dan intropeksi diri mereka masing-masing, menilai diri sederhana atau tidak berlebihan, memperhatikan dan menghargai perbedaan setiap orang, serta tunduk dan taat melaksanakan perintah Allah SWT. Tawâdhu’ dilihat dari objeknya ada tiga tingkatan yaitu; (1) tawâdhu’ kepada agama (2) tawâdhu’ kepada sesama hamba Allah (3) tawâdhu’ kepada Allah SWT. Subjek HY, MRN, H, M dan KNA berada pada tingkatan semi tawâdhu’ yaitu tawâdhu’ kepada agama dan tawâdhu’ kepada sesama hamba Allah. Sedangkan yang menggambarkan tawâdhu’ kepada Allah SWT. tergambar pada subjek AA. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sifat tawâdhu’ pada masing-masing subjek. Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya tawâdhu’ HY dan KNA adalah faktor lingkungan dan pendidikan ketika belajar di pondok pesantren, AA dipengaruhi oleh faktor pengalaman hidup sebelum dan sesudah mengenal Al-Qur’an, H karena kesadaran atas pengalamannya sebelum menghafal H tidak terlalu lancar membaca Al-Qur’an, pada M didasari atas banyaknya pengetahuan agama yang dipelajarinya, dan MRN dipengaruhi atas kesadaran diri terhadap batas kemampuannya.

Actions (login required)

View Item