Marlina, Marlina (2019) Pembelajaran Al-Qurān Menurut Hadits Nabi. Skripsi, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (191kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (331kB)
	Text BAB I.pdf Download (613kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (811kB)
	Text BAB III.pdf Download (651kB)
	Text BAB IV.pdf Download (265kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (231kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (3MB)

ABSTRAK

Rasulullah Saw dan para pendidik Muslim sangat menaruh perhatian kepada umat Islam agar belajar dan mengajarkan al-Qurān, mampu membaca, mampu memahami dan mengamalkannya. al-Qurān dijadikan pedoman hidup (way of life) dalam berbagai aspek baik dalam beribadah maupun bermuamalah, bahkan al-Qurān sumber segala ilmu pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses belajar dan mengajarkan al-Qurān dengan sub fokus yaitu materi dan metode pembelajaran alQurān menurut hadits. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Dengan Pemahaman dari hadits-hadits yang dikaji dengan metode maudhu’i (tematik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi serta melalui tahap analisis, benar adanya pembelajaran al-Qurān sejak zaman Nabi Saw yang bisa ditelusuri dari hadits-hadits beliau. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang komponen-komponennya terdiri dari (1) siswa/murid; Rasulullah saw berperan sebagai murid/peserta didik pada saat malaikat Jibril as memberikan materi pengajaran. Dan para sahabat selaku murid/peserta didik pada saat Rasulullah mengajarkan al-Qurān. (2) guru; malaikat Jibril As selaku guru/pendidik, setelah itu baru Rasulullah Saw. (3) tujuan; mampu membaca sesuai kaidah tajwid, tartil dalam membaca al-Qurān, menghafalkannya sebagai bentuk pemeliharaan al-Qurān, kemudian mengamalkan isi kandungannya dan menerapkan dalam kehidupan seharihari sebagai bentuk bagian dari dakwah Islam yaitu amar ma‟ruf nahi munkar. (4) materi; materi belajar dan mengajarkan al-Qurān berupa membaca sesuai dengan kaidah tajwid, tahsin dan tilawah al-Qurān, serta menghafal al-Qurān. (5) metode; dalam pembelajaran al-Qurān metode yang digunakan bermacam-macam jenisnya tergantung pada materi yang diajarkan. Antara metode dan materi harus saling berkaitan, dan yang paling menonjol dalam hal ini ialah metode tallaqi dan pengulangan (repetisi). (6) evaluasi; bentuk evalusi yang dilakukan Rasulullah yaitu beliau tidak melanjutkan pelajaran berikutnya sebelum para sahabat menghafal dan mengamalkan isinya setiap 10 ayat. (7) lingkungan; kegiatan belajar dan mengajarkan al-Qurān dapat dimulai idealnya sejak usia dini sebelum anak masuk pendidikan formal sekitar umur 4-6 tahun. Dan yang berperan tentunya lingkungan keluarga terutama orang tua sebagai pendidik utama. Kemudian berdasarkan hadits, Rasulullah Saw memanfaatkan suffah (emperan masjid) sebagai tempat pembelajaran al-Qurān kepada para sahabat. Kalau dilihat dari perkembangan zaman sesuai dengan lembagavi pendidikan al-Qurān seperti taman pendidikan al-Qurān, rumah al-Qurān, pondok tahfizh Qurān dan lain-lain.

Actions (login required)

View Item