Maghfirah, Wafa Yuzayyina (2021) GUILTY FEELING NARAPIDANA KATEGORI RESIDIVIS (Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Banjarmasin). Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (46kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (7MB)
	Text BAB I.pdf Download (358kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (398kB)
	Text BAB III.pdf Download (270kB)
	Text BAB IV.pdf Download (834kB)
	Text BAB V.pdf Download (65kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (152kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (3MB)

ABSTRAK

Kecenderungan individu untuk memperbaiki keadaan dan diri yang negatif serta mengevaluasi kesalahan yang pernah dilakukan ialah termasuk salah satu tanda adanya guilty feeling. Guilty feeling ialah emosi moral negatif yang bersumber dari refleksi serta evaluasi diri terhadap perilaku atau keputusan yang salah yang pernah dilakukan sebelumnya, merasa menyesal, bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan memiliki motivasi untuk menemukan solusi dan memperbaikinya, guilty feeling dapat muncul pada individu dengan berbagai macam penyebab, tidak menutup kemungkinan seorang residivis yang berulangkali melakukan kesalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika guilty feeling pada narapidana residivis, tipe guilty feeling seperti apa serta faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif studi deskriptif, dilakukan di lembaga pemasyarakatan Kelas II A Banjarmasin dengan jumlah subjek sebanyak dua orang residivis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah screening test mengggunakan skala guilty and shame proneness scale (GASP) di bantu rekomendasi dari pihak LP, Hasil dari penelitian ini menunjukkan kedua subjek merasakan perasaaan menyesal yang berbeda dari masa tahanan sebelumnya, ada pemikiran dan persepsi mengecewakan dan membebani orang terdekat. Seperti subjek IW yang merasakan membebani pasangannya dan subjek MH merasakan menzholimi diri sendiri dan orang terdekat, sehingga kedua subjek termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Kedua subjek merasakan perasaan bersalah dan perasaan itu disebabkan melanggar hukum tertulis yang dinamakan legal guilt. Disamping itu kedua subjek menyadari dan memahami minimnya pengetahuan agama sehingga melanggar hukum dan ketetapan agama yang berakibat merasakan bersalah kategori theological guilt. Adapun faktor kedua subjek merasakan guilty feeling disebabkan faktor internal dan eksternal seperti subjek IW berawal dari perasaan sudah membebani keluarga ditambah ajaran selama di LP yang di dapat menjadi faktor subjek IW merasakan guilty feeling. Sedangkan subjek MH selama dilembaga pemasyarakatan mendapat ajaran yang kemudian menjadi faktor pendorong munculnya guilty feeling terhadap subjek MH yang mana sebelumnya ajaran yang di dapat sebelum menjalani masa tahanan hanya sebatas informasi dan tidak untuk diamalkan.

Actions (login required)

View Item