Husnah, Husnah (2021) ANALISIS ASAS KEADILAN DALAM KLAUSUL AKAD IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK DI BANK SYARIAH. Tesis, Pascasarjana.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (213kB)
	Text AWAL.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (461kB)
	Text BAB I.pdf Download (695kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (840kB)
	Text BAB III.pdf Download (635kB)
	Text BAB IV.pdf Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Download (353kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (413kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (6MB)

ABSTRAK

Perbankan Syariah dalam berakad berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadis. Perbankan syariah beroperasi dengan sistem bagi hasil agar mampu memberikan penawaran kepada masyarakat untuk memilih perbankan syariah sebagai penunjang setiap transaksinya. Seyogiyanya perbankan syariah mengedepankan asas keadilan dalam bertransaksi dan berinvestasi, serta menonjolkan nilai etika yang baik untuk mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dalam hukum perjanjian Islam juga ada asas-asas yang mendasarinya salah satunya adalah asas keadilan. Pihak-pihak yang berkontrak harus benar-benar mengungkapkan apa yang sebenarnya dikehendaki dalam perjanjian dan dengan senang hati melaksanakan perjanjian itu dengan penuh tanggung jawab. Dalam klausul akad Ijarah muntahiya bit tamlik hampir semua klausul di khususkan untuk nasabah, termasuk pasal yang tersebut di atas, dan sangat sedikit yang ditujukan untuk perbankan itu sendiri sehingga asas keadilan dalam berakad, masih sepihak. Pada akhirnya tidak tercipta transaksi yang berlandaskan syariah dan maslahah. Adapun yang menjadi focus dalam masalah ini adalah Bagaimana ketentuan akad Ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT) di bank syariah? Bagaimana asas keadilan dalam akad Ijarah muntahiya bit tamlik(IMBT) di bank syariah? Apa implikasi akad Ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT) terhadap nasabah di bank syariah? Jenis penelitian adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan normative, yang menekankan pada penggalian data literature yang terdapat diberbagai sumber seperti perpustakaan dan media online. Selain itu juga menggunakan pendekatan empiric untuk melihat implikasi dari klausul akad terhadap nasabah. Ketidakadilaan pada klausul akad ijarah muntahiya bit tamlik ini khususnya pada syarat ketentuan umum dan syarat ketentuan khusus akad terlihat pada beberapa pasal salah satunya pasal 5 tentang biaya dan potongan- potongannya, dalam klausul tersebut penggunaan narasi dari klausulnya sangat ambigu dan bisa jadi ini akan berakibat fatal terhadap nasabah. Nasabah selaku konsumen yang sangat berhajat kepada bank kadang tidak mempedulikan lagi isi dari klausulnya, bahkan mereka tidak paham dengan bahasa akad yang digunakan oleh pihak perbankan dan mereka merasa enggan menanyakannya. Melihat kondisi seperti ini seharusnya pihak perbankan menjelaskan detail dari pasal-pasal yang tercantum disana, perbankan tetap harus mengedepankan asas keadilan dan maslahah, agar nasabah yang tidak paham perbankan merasa diayomi dan tidak dibodohi. Keluhan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu, bisa saja terjadi ketika pembiayaan mereka bermasalah, maka segala peraturan dan ketentuannya kembali ke isi akad serta syarat ketentuan umum dan khususnya. Ketika penyelesaiannya tidak sesuai dengan yang diketahui nasabah, maka keluhan akan mencul, nasabah merasa dirugikan mereka mengatakan ini tidak adil bagi mereka. Mereka mengatakan ini tidak ada dalam isi akad, bahkan mereka mengatakan ini tidak disampaikan ketika akad. sehingga Penggunaan bahasa pada klausul, redaksi kata atau narasi yang lebih ringan juga perlu diperhatiakn oleh pihak perbankan.

Actions (login required)

View Item