Annisa, Rabiatul (2023) Tradisi Bapalas Bidan dalam Teori Tindakan Beralasan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.

	Text PERNYATAAN.pdf Download (129kB)
	Text AWAL.pdf Download (976kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (31kB)
	Text BAB I.pdf Download (251kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (283kB)
	Text BAB III.pdf Download (163kB)
	Text BAB IV.pdf Download (263kB)
	Text BAB V.pdf Download (87kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (107kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (5MB)

ABSTRAK

Globalisasi merupakan perubahan pada peradaban umat manusia yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini memiliki dampak positif dan negatif dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah bidang kebudayaan yang memiliki dampak negatif berupa hilangnya budaya asli sebuah negara dan berkurangnya rasa cinta terhadap budaya sendiri yang terdapat dalam penelitian Agustin. Namun pada kenyataan, masyarakat Indonesia masih melestarikan budaya atau tradisi daerah mereka. Seperti yang terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan, masyarakatnya masih melestarikan tradisi bapalas bidan hingga sekarang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui manfaat, dampak psikologis dan proses tradisi bapalas bidan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan yang dikaji menggunakan teori tindakan beralasan. Penelitian ini merupakan penelitian kualtatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang terbagi menjadi 2 tipe subjek yaitu subjek ahli dan subjek pelaku yang merupakan masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat tradisi bapalas bidan berguna bagi kesehatan badan yaitu membuat badan terasa lebih nyaman berdasarkan pernyataan subjek R, K dan JR. Selain itu juga bermanfaat bagi ibu yang melahirkan agar dapat bertemu dan berinteraksi dengan tetangga sekitar sebab masyarakat memiliki keyakinan bahwa setelah melahirkan tidak boleh keluar rumah selama 40 hari. Subjek K dan R juga mengatakan ada perasaan haru dan tenang saat prosesnya berlangsung. Tradisi bapalas bidan disebut juga dengan batapung tawar. Tradisi ini memiliki 4 tahapan yaitu pijat, batutungkal, doa dan makan bersama.

Actions (login required)

View Item